Virus Corona

Tanggapi Desakan Ahli terkait Corona, WHO Siapkan Panduan Operasional & Perketat Izin Pasar Basah

Tanggapi desakan para pakar sekaligus cegah pandemi akibat zoonosis, WHO siapkan panduan operasional dan perketat izin pasar basah atau hewan liar.

Editor: Imam Saputro
Manan VATSYAYANA / AFP
Penduduk yang memakai masker dam mempraktekkan jarak sosial ketika mereka menunggu di belakang garis sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona COVID-19, di pasar basah di Hanoi pada 19 April 2020. 

Seorang ahli dari Fakultas Ilmu Biologi di University of East Anglia, Prof Diana Bell menjelaskan adanya pergeseran fungsi perburuan di China.

Diana Bell menceritakan bahwa di China, daging hewan liar justru tidak murah.

"Ini sekarang telah menjadi barang mewah," kata Diana Bell kepada The Guardian.

Pasar Huanan, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Pasar Huanan, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. (Twitter @muyixiao)

Bermula dari wabah ebola yang berasal dari monyet yang dikonsumsi oleh penduduk padang Afrika yang sangat miskin, yang berfungsi untuk konsumsi semata.

Kini satwa liar menjadi perburuan untuk mendapatkan keuntungan lebih bahkan dianggap sebagai kuliner yang mewah.

"Ini 'badai' yang sempurna. Ada pergeseran fungsi dari berburu untuk memberi makan keluarga Anda, yang mungkin membuat keluarga Anda sakit. Sekarang, hewan-hewan ini dijual ke perdagangan ilegal dengan harga miliaran pound," jelasnya.

Bahkan kelas kuliner hewan liar menjadi meningkat lantaran harganya yang mahal.

"Orang-orang yang diwawancarai mengatakan mereka lebih suka daging liar. Pengusaha kaya akan membawa rekan mereka ke restoran satwa liar," lanjut Diana Bell.

Virus Corona di China Mulai Mereda. Pasar di Wuhan Kembali Jual Belikan Daging Kelelawar

'Pasar basah' bisa menjadi 'bom waktu'

Meski kuliner satwa liar telah menjadi penanda status kekayaan di beberapa negara Asia, kini pasar basah justru bisa menjadi bom waktu.

Dikutip dari BBC, Prof Andrew Cunningham, wakil direktur sains di Zoological Society of London menjelaskan soal bom waktu yang bisa saja memicu wabah baru.

"Cara kita memperlakukan hewan seperti ini sebagai komoditas untuk dijarah - berbalik ke kita dan ini tidak mengherankan," ujarnya.

Seorang Ahli di China menjelaskan, Pasar Seafood Huanan di Wuhan diduga bukan menjadi satu-satunya penyebab Virus Corona mewabah di kota tersebut.
Seorang Ahli di China menjelaskan, Pasar Seafood Huanan di Wuhan diduga bukan menjadi satu-satunya penyebab Virus Corona mewabah di kota tersebut. (Twitter muyixiao / Tangkap layar CNN)

Prof Cunningham mengatakan jika kita ingin menghentikan pandemi lain di masa depan, kita harus fokus pada sebab dan akibat.

Akar masalahnya adalah kerusakan alam, membawa hewan dan manusia ke dalam konflik pandemi.

"Bahkan di hutan lindung, hutan masih ada di sana, tetapi satwa liar hilang dari dalam karena mereka telah berakhir di pasar," katanya.

"Dan mudah untuk ditunjuk, tapi itu tidak hanya terjadi di China, itu terjadi di banyak negara lain dan bahkan di dunia barat. Kita suka memiliki hewan peliharaan yang eksotis dan banyak dari mereka yang ditangkap secara liar dan kita harus menyediakan kandang sendiri," lanjutnya.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved