Strategi Gubernur Bali yang Yakin Wilayahnya Bisa Jadi yang Pertama Bebas dari Covid-19 tanpa PSBB
Gubernur Bali I Wayan Koster mengklaim pihaknya mampu menekan laju penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) meski tanpa penerapan PSBB.
TRIBUNPALU.COM - Pandemi wabah virus corona Covid-19 telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia, tak terkecuali Bali.
Pemerintah provinsi maupun daerah pun berupaya untuk menekan peningkatan angka kasus virus corona Covid-19.
Provinsi Bali memiliki cara tersendiri dalam menangani penyebaran wabah virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 tersebut.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengklaim pihaknya mampu menekan laju penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) meski tanpa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Koster menjelaskan, salah satu cara yang dilakukan untuk menekan penyebaran adalah menerapkan arahan Presiden Joko Widodo ditambah sejumlah kebijakan atau kearifan lokal.
Fokus penanganan Covid-19 di Bali adalah dengan menahan laju pertambahan pasien positif.
• Teka-teki Kasus Covid-19 di Indonesia: Angka Kematian PDP dan ODP yang Tidak Diumumkan Pemerintah
Dalam Rapat Terbatas (Ratas) Evaluasi Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan Presiden Joko Widodo, Koster mengatakan bahwa pihaknya menjadikan desa adat sebagai pilar utama.
Untuk mendisiplinkan masyarakat, Pemprov Bali menjadikan desa adat sebagai pilar utama.
Begitu muncul kasus pertama di Bali, pihaknya langsung mengeluarkan keputusan bersama Majelis Desa Adat dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) untuk membentuk satgas berbasis desa adat.
"Desa adat kami jadikan pilar utama untuk mendisiplinkan masyarakat, melalui hukum adat, agar masyarakat tertib dan disiplin dan untuk mengendalikan pergerakan masyarakat,” kata Koster, dikutip dari Kompas.com, Selasa (12/5/2020).
• Kebijakan Pemerintah Tangani Pandemi Covid-19 Terkesan Berubah-ubah, Apa Kata Pakar Komunikasi?

Mereka, kata Koster, bekerja siang malam dengan membentuk posko gotong royong di semua desa adat.
Hal ini dilakukan untuk mengendalikan keluar-masuknya masyarakat di lingkungan desa adat masing-masing.
Koster menjelaskan, saat ini ada dua kegiatan utama penanganan Covid-19 yang dilakukan di desa adat, yakni secara niskala dan sekala.
Niskala yakni berkaitan dengan ritual keagamaan sesuai dengan kepercayaan dan kearifan lokal masyarakat Bali.
Sedangkan sekala merupakan upaya-upaya yang tampak.
Koster juga menyebut sinergitas desa adat dilaksanakan dengan aparat keamanan, Babinsa dan kelurahan.
Sedangkan di tingkat menengah, sinergi dilaksanakan dengan bupati dan wali kota se-Bali.
Sinergi tersebut dilakukan berdasarkan arahan dan instruksi yang sejalan dengan pemerintah pusat.
• Dahlan Iskan Semprot Tuntutan Anggota DPR yang Ngotot RI Cetak Uang Rp 600 Triliun

Faktor lain yang tak kalah pentingnya yakni kualitas pelayanan kesehatan.
Saat ini di Bali ada 13 rumah sakit rujukan lengkap dengan ruang isolasi yang memadai, tenaga medis yang kompeten, serta peralatan yang lengkap.
Pihaknya juga menyediakan tiga laboratorium untuk uji swab dengan kapasitas 490 sampel per hari.
“Tentu kami juga memperhatikan tenaga medis yang bekerja luar biasa, karena terbukti pasien yang sembuh di Provinsi Bali sangat tinggi.”
“Untuk itu, kami sediakan fasilitas yang baik, insentif, dan penghargaan kepada tenaga medis.”
“Kami bangga betul dengan tenaga medis kami di Bali,” tutur Koster.
Pihaknya juga mengawasi kedatangan buruh migran atau anak buah kapal (ABK).
Seluruh pasien positif dikarantina di sejumlah fasilitas karantina yang disiediakan provinsi.
Kemudian, yang negatif dikarantina di kabupaten atau kota selama 14 hari.
Koster menambahkan saat ini juga pihaknya sedang fokus menangani kasus transmisi lokal.
Ia menargetkan angka kesembuhan mencapai 90 persen pada akhir Mei 2020.
Gubernur Bali juga menginginkan daerahnya menjadi provinsi pertama yang bebas kasus Covid-19 di Indonesia.
• PSSI Putuskan Piala Dunia U-20 2021 Tetap Digelar sesuai Rencana Awal meski Pandemi Covid-19
Apresiasi Presiden Joko Widodo
Dalam rapat tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus mengapresiasi keberhasilan penanganan Covid-19 di Provinsi Bali.
Menurut Presiden, meskipun Bali tidak melaksanakan PSBB, tapi Pemprov Bali mampu menekan laju penyebaran virus corona.
“Saya kira kerja-kerja efektif yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bali dalam penanganan Covid-19 bisa dijadikan contoh.”
“Karena memang jika dilihat, Bali ini paling banyak turis dari Tiongkok, harusnya yang paling banyak terkena dampak itu Bali,” kata Jokowi.
Sebelumnya diberitakan, Bali mengklaim mampu mengendalikan wabah Covid-19 dengan indikator tingkat kesembuhan yang tinggi dan minimnya jumlah angka kematian.
Mengacu data 11 Mei 2020, Koster melaporkan jumlah kasus positif Covid-19 di Bali mencapai 314 kasus.
Adapun rata-rata pertambahan kasus positif tujuh orang per hari dengan kecenderungan menurun.
Sedangkan yang sembuh terus meningkat.
Tercatat, kini 210 orang sembuh atau 67 persen dari angka positif.
Persentase tersebut jauh di atas tingkat kesembuhan nasional.
Lalu data pasien yang meninggal sebanyak 4 orang atau 1,27 persen dari total jumlah kasus positif.
Angka ini juga disebut jauh di bawah angka nasional.
Kemudian sisanya yakni 100 orang masih dalam perawatan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Strategi Ini Membuat Gubernur Bali Yakin Daerahnya Bisa Jadi yang Pertama Bebas Covid-19"
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Tanpa PSBB, Gubernur Bali Yakin Daerahnya Mampu Jadi yang Pertama Bebas Covid-19, Begini Strateginya