Profesor di AS Kembangkan Alat yang Bisa Deteksi Virus Corona melalui Bersin ke Arah Ponsel
Penelitian yang dipimpin profesor teknik Massood Tabib-Azar berusaha untuk mendeteksi virus corona Covid-19 hanya dengan cara bersin ke arah ponsel.
TRIBUNPALU.COM - Para ilmuwan di seluruh dunia berlomba-lomba dengan waktu untuk menekan laju penyebaran virus corona Covid-19.
Mereka berusaha untuk menemukan obat, vaksin, maupun alat deteksi virus corona Covid-19 yang cepat, praktis, dan akurat.
Seperti yang dilakukan oleh sekelompok peneliti di Utah University, AS.
Penelitian yang dipimpin profesor teknik Massood Tabib-Azar ini berusaha untuk mendeteksi virus corona Covid-19 hanya dengan cara bersin ke arah ponsel.
Menurut laporan penelitian, Covid-19 akan bisa dideteksi dengan batuk maupun bersih ke arah ponsel, sebagaimana dikutip dari New York Post.
• Jusuf Kalla Tanggapi Pernyataan Joko Widodo yang Minta Masyarakat Berdamai dengan Covid-19
• Pandemi Covid-19 Akibatkan Krisis di Indonesia, Apa Bedanya dengan Krisis 98?
• Politikus PKS: Pemerintah Harus Konsisten agar Masyarakat Patuh Aturan PSBB di Masa Pandemi Covid-19

Ada sensor kecil yang akan menampilkan hasil diagnosanya dalam 60 detik saja.
Tabib-Azar mengatakan dia memimpin tim peneliti untuk mengembangkan perangkat yang bisa disambungkan ke post pengisi daya ponsel.
Perangkat itulah yang akan dimaksudkan sebagai penguji kandungan virus pada partikel liur.
"Jika seseorang bernafas, batuk, bersin atau berhembus pada sensor, itu akan dapat mengetahui apakah mereka menderita Covid-19," kata Tabib-Azar.
Tabib-Azar menjelaskan, jika air liur mengandung virus maka ada untaian DNA di sensor yang akan mengikat protein virus.
• Achmad Yurianto Ajak Masyarakat Adaptasi dengan New Normal selama Vaksin Covid-19 Belum Ditemukan
• Ada Isu Sopir Angkot Passo Terpapar Covid-19, 31 Mobil Angkot Disemprot Disinfektan Tim Gugus Tugas
• Pernah Dipasangkan dengan Tontowi Ahmad, Apriyani Rahayu: Saya Pribadi sangat-sangat Bangga
Inilah yang akan memicu hambatan listrik untuk menandakan bahwa hasilnya positif corona.
"Sensor akan berubah warna atau secara visual menunjukkan keberadaan Covid-19 sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang," kata Tabib-Azar.
Profesor ini mengatakan perangkat itu bisa tersedia dalam waktu tiga bulan sejak dia membuat prototipe sensor setahun yang lalu.
Dimana waktu itu Tabib-Azar mengambangkannya untuk mendeteksi virus Zika yang ditularkan nyamuk.
"Rencananya adalah memprogramnya untuk mengidentifikasi Covid-19 sebagai gantinya," kata Tabib-Azir.