Penggali Kubur Beri Pesan bagi Warga yang Langgar PSBB: Lahan Kosong Kami Siapkan untuk yang Bandel
Sanan yang sudah hampir dua bulan bergumul dengan tanah dan pacul menangani jenazah prosedur tetap (protap) Covid-19 mengaku merasa jengkel.
Mereka yang menggali tanah memakai topi sebagai pelindung kepala.
Petugas lainnya yang sedang tidak mendapat giliran kerja, melepas lelah di bawah pohon rindang.
Meski hari ini hari raya Lebaran, mereka tetap menjalankan tugas demi menguburkan peti jenazah sesuai dengan prosedur tetap (protap) Covid-19 yang masih berdatangan.
Dari kejauhan sejumlah petugas yang sedang menggali lubang tiba-tiba melihat mobil ambulans datang.
"Wah, udah datang lagi. Masih ada sisa satu lubang lagi," ujar salah satu petugas.
Beruntung, tersisa satu lubang lagi untuk jenazah yang baru datang itu.
• Adik Via Vallen Terinfeksi Covid-19: Sempat Jalani Rapid Test Non-reaktif, Hasil Tes Swab Positif
• Sempat Bikin Heboh Menang Lelang Motor Jokowi, M Nuh Diarak Warga saat Pulang Kampung
• Tekan PHK akibat Pandemi Covid-19, Pemprov Bali Siapkan Anggaran Stimulus Koperasi Rp43,8 Miliar
Kemarin, mereka sudah menyiapkan sekira 10 lubang sebagai cadangan bila jenazah covid-19 kembali datang saat hari raya Lebaran.
Namun, jumlah lubang yang disiapkan ternyata kurang.
Bila semua lubang penuh, jenazah yang baru datang terpaksa harus menunggu petugas selesai menggali makam.
Para petugas berlomba dengan waktu agar jenazah yang datang bisa segera dimakamkan.
Saat TribunJakarta.com datang, mereka sedang menyiapkan tiga lubang makam cadangan.
Di dalam satu lubang, ada dua petugas yang bertugas.
Satu orang bertugas menggemburkan tanah dengan garpu injak, lainnya mencangkul tanah dan dikumpulkan di atas kedua sisi makam.
Bila tidak memakai garpu injak, tugas penggali akan jauh lebih berat lantaran tenaganya terkuras dengan hanya mengandalkan pacul.
Petugas lainnya hilir mudik mengambil air untuk disiramkan agar memudahkan tanah galian menempel di atas kedua sisi makam.