10 Maskapai Penerbangan Dunia yang Terdampak Pandemi Covid-19 Paling Parah
Industri penerbangan merupakan salah satu sektor ekonomi pertama yang paling terdampak pandemi virus corona atau Covid-19.
Beberapa penerbangan itu dioperasikan khusus untuk mengangkut para pebisnis, serta melakukan repatriasi warga Australia.
5. Germanwings
Perusahaan penerbangan raksasa Jerman, Lufthansa Group memutuskan untuk menutup maskapai low cost-nya, yakni Germanwings yang beroperasi di bawah bendera Eurowings pada awal April 2020 sebagai bagian dari upaya pemangkasan biaya.
Germanwings kini tengah berada di bawah tekanan seperti seluruh maskapai berbiaya rendah lainnya.
• Cuitannya Dilabeli Twitter, Donald Trump Terbitkan Perintah Eksekutif Hapus Kekebalan Hukum Medsos
• Jawa Timur Catat Tambahan Kasus Covid-19 Tertinggi, Emil Dardak: Kapasitas Testing Meningkat
6. RavnAir
Maskapai regional terbesar Alaska ini menangguhkan semua penerbangan dan mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada 5 April 2020.
Maskapai itu mengaku telah kehilangan 90 persen dari pendapatan penumpang karena munculnya kekhawatiran bepergian selama masa pandemi.
Utangnya pun membengkak menjadi 90 juta dolar AS, dan kini RavnAir berencana menjual seluruh atau sebagian besar asetnya pada 17 Juni mendatang.
7. Compass Airlines
Maskapai yang berbasis di Minnesota, AS ini merupakan milik Trans State Holdings, perusahaan ini gagal menemukan mitra barunya karena krisis corona dan akhirnya menutup semua operasinya pada 5 April lalu.
Maskapai ini telah menerbangkan rute regional untuk American Airlines.
American Airlines sendiri saat ini tengah dililit hutang besar dan berencana mengurangi layanan dan memutus kontrak dengan operator yang lebih kecil agar bisa tetap bertahan.
8. Trans States Airlines
Trans States Airlines, anak perusahaan lain dari Trans State Holdings sekaligus operator United Express ini menghentikan operasinya hanya empat hari sebelum Compass berhenti beroperasi dan menjadi maskapai AS pertama yang terdampak krisis corona.
Perusahaan yang bermarkas di Missouri, AS itu sebenarnya telah memiliki rencana untuk mundur dari dunia kedirgantaraan pada akhir tahun ini karena konsolidasi dan kekurangan pilot.