Pelayat yang Hadiri Pemakaman George Floyd Berdiam Diri Selama 8 Menit 46 Detik, Ini Maknanya

Ratusan orang berkumpul di gereja Minneapolis pada Kamis (4/6/2020) untuk melakukan upacara pemakaman dan mengenang George Floyd.

tmsp.com via Tribunnews.com
George Floyd dan polisi yang menindihnya dengan lutut, Derek Chauvin. 

TRIBUNPALU.COM - Upacara pemakaman dan mengenang George Floyd dilaksanakan pada Kamis (4/6/2020) di gereja Minneapolis.

Ratusan orang berkumpul di gereja Minneapolis untuk menghadiri acara tersebut.

Secara bergantian, para pelayat mengatakan Floyd sebagai sosok teman, ayah, dan paman yang baik.

Menurut para kerabatnya, Floyd tidak pantas meninggal di tangan para polisi.

Dia ditangkap empat polisi dengan tuduhan pemalsuan uang sebesar USD 20 atau sekira Rp 800 ribuan.

Injak Leher George Floyd hingga Tewas, Derek Chauvin Terancam Dipenjara 40 Tahun

Hasil Otopsi Ungkap George Floyd Positif Covid-19, Kemungkinan Tidak Bergejala Sebelum Meninggal

Video amatir menunjukkan Floyd ditiarapkan ke tanah sementara lehernya dikunci lutut polisi Chauvin.

Floyd terdengar merintih karena tidak bisa bernapas, namun Chauvin tetap pada posisinya hingga Floyd tidak sadarkan diri.

Insiden itu meledakkan protes di berbagai negara bagian AS hingga ke ranah internasional.

Pada upacara pemakamannya, aktivis hak-hak sipil, Pendeta Al Sharpton menyoroti kebrutalan polisi AS pada komunitas Afrika-Amerika.

Dikutip dari New York Times, beberapa yang hadir di antaranya Pendeta Jesse Jackson, Senator Minnesota Amy Klobuchar, beberapa anggota Kongres, dan selebritas, termasuk Ludacris, Kevin Hart, Tiffany Haddish, dan TI. 

Para pelayat memberikan penghormatan dengan berdiri diam selama 8 menit 46 detik, durasi Chauvin mengunci leher Floyd dengan lututnya.

"Kisah George Floyd adalah kisah orang kulit hitam. Karena sejak 401 tahun yang lalu, alasan mengapa kita tidak pernah bisa menjadi yang kita inginkan dan impikan adalah Anda tetap bertekuk lutut," kata Sharpton dalam pidatonya.

"Sudah waktunya bagi kita untuk berdiri dalam nama George dan berkata, lepaskan lututmu dari leher kami!" tambahnya.

Salah seorang saudara Floyd, Philonise menceritakan permainan masa kecil keduanya.

Dia merasa kagum karena banyak orang yang datang untuk mengenang George Floyd.

Philonise juga mengungkapkan kisah Floyd semasa hidup, pria ini dikenal sebagai Perry atau 'Big Floyd'.

Menurut mereka, Floyd punya bakat membuat orang merasa diterima.

"Ke mana pun Anda pergi dan melihat orang-orang, bagaimana mereka melekat padanya. Mereka ingin berada di dekatnya," kata Philonise.

"Berada di rumah bersama saudara lelaki saya, itu menginspirasi," tambahnya.

Sementara itu sepupu Floyd, Shareeduh Tate mengaku rindu dengan pelukan Floyd.

Sebuah mural di atas mimbar Frank J. Lindquist Sanctuary di North Central University menggambarkan wajah Floyd di atas kalimat  'Now I can breathe' (Sekarang saya bisa bernapas).

Upacara pemakaman Floyd yang berlangsung pada Kamis lalu di Minneapolis dan Brooklyn, New York adalah yang pertama dilakukan dari enam layanan kebaktian khusus untuk Floyd.

Layanan untuk penghormatan terakhir untuk George Floyd ini akan berlangsung selama lima hari baik untuk umum maupun pribadi.

Ternyata Ini Makna dari Kode ACAB dan 1312 yang Sering Terlihat di Foto Aksi Demo Kasus George Floyd

Demo Kematian George Floyd di Luar Gedung Putih Semakin Mencekam, Trump Diungsikan ke Bunker

Cuitan Donald Trump Soal Kematian George Floyd, Disembunyikan hingga Dihapus Twitter, Ini Sebabnya

Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara.
Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara. (AFP/MICHAEL BRADLEY)

Termasuk di antaranya di tempat kelahiran Floyd di Raeford, North Carolina dan di Houston tempat dia dibesarkan.

Adapun upacara pemakaman di Minneapolis masih diwarnai kewaspadaan pada pandemi.

Para pelayat yang datang memakai masker dan harus mengukur suhu sebelum memasuki gereja.

Jarak sosial juga masih diterapkan mengingat risiko penularan Covid-19.

"Bukan pandemi corona yang membunuh George Floyd," kata Benjamin Crump, pengacara hak-hak sipil yang mewakili keluarga Floyd.

"Itu adalah pandemi lain yang kita semua kenal di Amerika, itu pandemi rasisme dan diskriminasi yang membunuh George Floyd," tambahnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suasana Haru Menyelimuti Pemakaman George Floyd, Dikenal sebagai Sosok Ayah yang Baik,

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved