Kasus Covid-19 di Jawa Timur Capai 10.532, Joko Widodo Beri Deadline Dua Minggu pada Khofifah Indar

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memberi batas waktu dua minggu agar kasus covid-19 di Jawa Timur turun signifikan.

Twitter.com/setkabgoid
Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Presiden Jokowi hadir langsung di Jawa Timur bersama jajaran menteri untuk melakukan rakor penanganan covid-19.

Turut hadir dalam rakor ini hadir Kepala BNPB, Menteri Kesehatan, Menko PMK, Mensesneg, dan juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Siapa yang Pertama Kali Mendapatkan Vaksin Corona, Jika Sudah Ditemukan? Ini Penjelasannya

Tak Tahu Apa Pun soal Covid-19, Ribuan Warga di Negara Ini Mengira Corona Disebabkan Oleh Nyamuk

WHO Ingatkan Penyebaran Virus Corona di Amerika Serikat Belum Mencapai Puncak

“Angka positif yang terkena covid-19 di Jatim ada 183 yang bertambah kemarin, ini terbanyak di Indonesia, hati hati ini terbanyak di Indonesia. Tapi juga yang menumbuhkan optimisme kita angka kesembuhan juga berada di posisi yang lumayan yaitu 31 persen,” kata Presiden Joko Widodo.

“Oleh sebab itu saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul betul kita lakukan bersama sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini. Baik itu di gugus tugas, di provinsi, di kota dan kabupaten dan seterusnya sampai ke rumah sakit kampung desa semuanya ikut bersama sama melakukan managemen krisis dan menurunkan angka positif tadi,” tegas Presiden.

Merespon permintaan Jokowi tersebut, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa hal tersebut memang bukanlah tugas mudah namun bukan berarti tidak mungkin untuk dilaksanakan.

“Tugas ini berat, jika hanya Pemprov, Pemkab, Pemkot saja yang bergerak. Tapi akan menjadi sangat ringan jika kita semua, seluruh forkopimda, tokoh masyarakat, kampus, pengusaha, media serta seluruh elemen masyarakat bersama-sama bersatu melawan covid-19,” tegas Khofifah.

Caranya adalah dengan mendisiplinkan diri menegakkan protokol kesehatan, dengan dimulai dari diri sendiri.

Lebih lanjut Khofifah mengatakan bahwa 48 persen kasus di Jatim ada di Kota Surabaya, dan sekitar 58 persen ada di Surabaya Raya.

Maka jika mengintervensi Surabaya Raya sama saja mengintervensi lebih dari separo kasus covid-19 di Jatim.

Ia mengatakan ada banyak langkah yang akan dilakukan. Salah satunya memperbanyak testing, agresif tracing, dan melakukan isolasi ketat.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku pihaknya terus bekerja totalitas agar pandemi ini terus dapat dikendalikan di Surabaya.

"Kita kerja mulai kemarin-kemarin, kita terus bekerja," kata Risma saat ditemui di kediaman Wali Kota, Kamis (25/6/2020).

Risma menjelaskan, untuk saat ini, kasus penularan di Surabaya banyak terjadi di lingkungan keluarganya.

Artinya, ketika ada satu orang yang positif dalam satu keluarga dia bisa menulari anggota keluarganya lain.

Untuk itu, Risma meminta jajarannya agar bagaimana caranya ketika ada satu temuan positif untuk diminta isolasi dan rawat inap.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved