Kisah Ganjar Pranowo di Masa Lalu: Orangtua Jual Bensin Eceran, Kalau Pulang Saya Disuruh 'Kulakan'
Kepada Anang Hermansyah dan Ashanty, Ganjar Pranowo menceritakan kisah masa lalunya yang penuh dengan perjuangan.
TRIBUNPALU.COM - Kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode, terungkap kehidupan masa lalu Ganjar Pranowo ternyata tidaklah mudah.
Bahkan, kehidupan Ganjar Pranowo jauh dari kata 'mewah.'
Ganjar pun menceritakan kisah masa lalunya yang penuh dengan perjuangan.
Kepada Anang Hermansyah dan Ashanty, Ganjar Pranowo menceritakan, bahwa dirinya sebenarnya lahir dari keluarga yang miskin.
Ganjar merupakan anak kelima dari 6 bersaudara dari pasangan Pamuji dan almarhum Sri Suparmi.
"Orangtua saya miskin, anaknya enam, tahu nggak sih, berat kan ya? Saya anak nomor lima," kata Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube The Hermansyah A6, Rabu (22/7/2020).
• Ashanty Tanya Soal Kemungkinan Maju dalam Pilpres 2024, Ini Jawaban Bijak Ganjar Pranowo
• Survei Charta Politika Tunjukkan Prabowo Subianto Jadi Menteri dengan Kinerja Terbaik
• Direktur PT Bio Farma Ungkap Alasan Kenapa Indonesia Pilih Vaksin Covid-19 dari China

Ganjar menceritakan, semasa kecil hingga ia dan kakak-kakaknya lulus, kedua orang tuanya memiliki utang yang masih belum dibayar.
Utang-utang tersebut kemudian baru bisa dibayar setelah satu per satu saudara Ganjar lulus dan mulai bekerja.
"Kami keluarga miskin, utang bapak ibu saya itu mulai bisa dibayar, itu yang bayar anak-anaknya, itu setelah kami-kami mulai lulus," ungkapnya.
Namun, gotong royong di keluarga Ganjar sangat kuat.
• Ilmuwan Melaporkan Microdroplet Virus Corona Jenis Baru Kemungkinan Tetap Bisa Tularkan Covid-19
• Bangkai Paus Terdampar di Perairan NTT: Panjang 26-29 Meter, Diperkirakan Berusia 70-80 Tahun
Hal itu dibuktikan dengan kakak-kakaknya yang sudah lulus akan membantu membiayai sekolah adik-adiknya.
Kemudian, setelah satu persatu mulai bekerja, Ganjar dan lima saudaranya melakukan 'arisan'.
"Kita lulus, kita mulai bekerja, kita arisan. Arisan bayar utang, 'nanti besok kamu ya (giliran mambayar utang),'" papar Ganjar.
Saat itu, untuk melunasi utang, Ganjar dan 5 saudaranya saling iuran uang senilai Rp 50 ribu.
"Iurannya saat itu mulai kita kerja-kerja awal giliran kami bertiga, kita iurannya Rp 50 ribu kirim ke ibu," ucapnya.