Iri Dengan Penghasilan Guru, Pasutri di Muara Enim Tulis ''Guru Makan Gaji Buta'' di Facebook
Akhrinya, Fevi Eka Syaputra (38) dan Metaria (36) warga BTN Air Paku, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim mengklarifikasi dan meminta maaf.
Feri tidak mengetahui bahwa ternyata ada kegiatan belajar online (dalam jaringan/daring), tugas rumah, dan sebagainya.
Sehingga asumsinya bahwa para guru makan gaji buta itu sama sekali tidak benar.
• Pilkada Sulawesi Tengah 2020, Aldi Taher Bakal Tantang Pasha Ungu, Perebutkan Posisi Wakil Gubernur
• Polri Sebut Tak Ada Larangan Mudik Idul Adha 2020, Imbau Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan
• Nia Ramadhani Bahagia Bukan karena Uang Ardi Bakrie, Melainkan karena Sudah Belajar Self-Love
Plt Ketua PGRI Muara Enim Jumran mengapresiasi keberanian dan rasa tanggungjawab pasutri tersebut yang datang ke Mess PGRI untuk menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf kepada seluruh guru di Indonesia dan Muara Enim khususnya.
"Semua pengurus PGRI Kecamatan menyerahkan kepada pengurus PGRI Kabupaten untuk keputusannya. Jika kita maafkan tentu mereka juga memaafkan begitupun sebaliknya," tegas Jumran.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa pemilik akun Facebook Metharia Nyonyafevi (MN) membuat postingan tentang guru makan gaji buta.
Atas postingan tersebut mendapat kecaman dari guru dan organisasi guru yakni PGRI Muaraenim. Kemudian Pasutri Fevi Eka Syaputra (38) dan Metaria (36) pemilik akun MN melakukan permintaan maaf melalui akun FB nya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul "Minta Maaf Usai Tulis 'Guru Makan Gaji Buta' di FB, Pengunggah Akui Iri dengan Penghasilan Guru"