Tak Seperti Flu Spanyol 1918, Dirjen WHO Berharap Pandemi Covid-19 Berlangsung Kurang dari Dua Tahun

WHO pun menyebutkan harapannya, pandemi virus corona akan berlangsung lebih singkat daripada wabah Flu Spanyol 1918 dan kurang dari dua tahun.

drtedros.com via uicc.org
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. 

"Dan dalam situasi kita saat ini dengan adanya teknologi, dan tentunya dengan makin banyaknya keterhubungan, virus memiliki kesempatan lebih baik untuk menular, itu dapat menyebar dengan cepat karena sekarang kita lebih terhubung," kata Tedros dalam sebuah briefing di Jenewa, Swiss.

"Namun, di saat yang sama, kita juga memiliki teknologi dan pengetahuan untuk menghentikannya. Jadi, ada sisi negatif dari globalisasi, kedekatan, keterhubungan, tetapi juga ada manfaat dari teknologi yang lebih maju."

"Jadi, kita berharap pandemi ini akan berlangsung kurang dari dua tahun."

Tedros juga mendorong kesatuan bangsa dan solidaritas global.

"Hal itu benar-benar berkunci dengan menggunakan peralatan yang tersedia secara maksimal dan berharap kita dapat memperoleh senjata tambahan, seperti vaksin."

Si Bungsu Berusia 3 Bulan, Suami Mona Ratuliu Indra Brasco: Semoga Yanda Masih Kuat Gendong Kamu

Jadi Ibu dengan Lima Anak, Zaskia Adya Mecca Ungkap Tips Hindari Baby Blues karena Kelelahan

Update Covid-19 Indonesia Sabtu 22 Agustus 2020: Ada 2.090 Kasus Baru, 39.706 Pasien Masih Dirawat

KERUNTUHAN EKONOMI

Perekonomian dunia saat ini sedang digerogoti oleh pandemi Covid-19.

Angka-angka keuangan baru menunjukkan harga yang harus dibayar karena adanya pandemi Covid-19 di Inggris.

Utang pemerintah melonjak melebihi 2 triliun poundsterling atau 2,6 triliun dolar AS untuk pertama kalinya di Inggris pasca-dibuatnya program besar-besaran pinjaman negara untuk skema cuti dan langkah-langkah lain yang dirancang untuk menopang dan meningkatkan ekonomi.

"Tanpa dukungan itu, keadaan akan jauh lebih buruk," kata Menteri Keuangan Rishi Sunak.

Bahkan di Jerman, yang terkenal dengan manajemen keuangannya yang cermat, sang Menteri Keuangan Olaf Scholz mengakui negaranya perlu terus melakukan pinjaman pada tingkat tinggi tahun depan untuk menghadapi dampak virus corona.

Politisi Eropa Barat juga mulai meningkatkan pembatasan untuk mengatasi infeksi hingga ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama berbulan-bulan.

Sementara, Spanyol telah merespons dengan langkah-langkah pembatasan dan Jerman dengan pedoman perjalanan yang diperbarui, Kota Brussel berada pada daftar zona risikonya.

Inggris pun sekarang melihat munculnya kluster Covid-19 di Inggris utara dan memerintahkan beberapa kota untuk melakukan lockdown.

"Untuk mencegah puncak kedua dan mengendalikan Covid-19, kami memerlukan intervensi yang kuat dan bertarget di mana kami melihat lonjakan kasus," kata sekretaris kesehatan Matt Hancock.

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved