Meghan Markle Ungkap Dirinya Mengalami Keguguran pada Juli 2020 Lalu
Istri Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris, Meghan Markle, mengungkapkan bahwa dirinya mengalami keguguran pada bulan Juli 2020 lalu.
Edisi British Vogue yang keluar pada September 2019 tersebut juga menyertakan beberapa tokoh wanita pembawa perubahan, seperti aktivis perubahan iklim Greta Thunberg dan PM Selandia Baru Jacinda Ardern.

Dalam obrolannya dengan Dr Jane Goodall, Pangeran Harry mengakui, sikap dan cara berpikirnya terhadap Planet Bumi telah berubah setelah kelahiran Archie.
Pangeran Harry mengatakan, "Saya pikir, agak aneh juga, berkat orang-orang yang saya temui dan tempat-tempat di mana saya sangat beruntung bisa saya datangi, saya selalu memiliki koneksi dan kecintaan pada alam. Saya melihatnya dalam perspektif yang berbeda sekarang, tanpa keraguan lagi."
"Saya selalu ingin mencoba dan meyakinkan hal itu, bahkan sebelum memiliki dan berencana punya anak..."
Itulah saat Jane menanyakan, berapa jumlah anak yang Pangeran Harry inginkan.
Seketika itu pula, Pangeran Harry menjawab, "Dua, maksimal."
"Saya selalu berpikir: tempat (Bumi, red.) ini adalah pinjaman. Dan pastinya, sebagai makhluk yang berakal dan berkembang seperti seharusnya, kita harus bisa meninggalkan sesuatu yang lebih baik untuk generasi selanjutnya," lanjut Pangeran Harry.
Saat berdiskusi tentang krisis lingkungan dan sumber daya yang semakin menipis di Bumi, sebagaimana dikutip dari laman CNN, Pangeran Harry mengatakan, "Apa yang kami ingin ingatkan adalah hal-hal itu saat ini sedang terjadi. Kita benar-benar hidup dalam kondisi ini. Ibaratnya, kita adalah katak yang hidup di dalam air dan air itu saat ini sedang mendidih. Ini sangat mengerikan."
Dalam pandangannya kali ini, Pangeran Harry memang berbeda dengan Pangeran William dan Kate Middleton yang memiliki tiga orang anak.
• Hampir Tak Pernah Dilanggar, Ini Alasan Larangan Foto Selfie bagi Keluarga Kerajaan Inggris
• Semasa Meghan Markle Kecil, Sang Ibu Kerap Dapat Pertanyaan yang Menyakitkan dan Dikira Pengasuh
• 6 Perbedaan Kisah Cinta Pangeran William-Kate Middleton dan Pangeran Harry-Meghan Markle
Lalu, apa hubungannya memiliki jumlah anak lebih banyak dengan krisis lingkungan dan perubahan iklim yang saat ini sedang kita hadapi?
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2017 menunjukkan, memiliki anak lebih sedikit menjadi satu di antara beberapa cara yang efektif untuk mengurangi jejak karbon.
Diperkirakan, setiap manusia menghasilkan jejak karbondioksida sebesar 58 ton per tahun.
Diharapkan, dengan berkurangnya jumlah anak akan turut membantu mengurangi jejak karbon yang berkontribusi pada perubahan iklim dan pemanasan global.
Hal ini dicantumkan dalam sebuah cuitan yang diunggah akun Twitter salah satu saluran breaking news yang dijalankan Al Jazeera Media Network, @ajplus pada Rabu (31/7/2019).
Tentunya, perubahan iklim tak hanya disebabkan oleh jejak karbon yang dihasilkan manusia, tetapi juga konsumsi sumber daya alam yang berlebihan dalam skala masif.
(TribunPalu.com/Rizki A.)