Kata Jusuf Kalla Soal Pilpres 2024, Dukungan terhadap Anies Baswedan, dan Kepulangan Rizieq Shihab
Jusuf Kalla kembali membantah rumor bahwa dirinya akan kembali mencalonkan diri sebagai Presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
TRIBUNPALU.COM – Dalam sebuah wawancara, Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla, memberikan penjelasan mengenai tiga hal atau isu penting yang kerap dikait-kaitkan dengan dirinya.
Yakni, pencalonan diri sebagai presiden di Pilpres 2024, dukungan terhadap Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta 2017, hingga kepulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Pertama, Jusuf Kalla kembali membantah rumor bahwa dirinya akan kembali mencalonkan diri sebagai Presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
Menurut Jusuf Kalla, di tahun itu usianya sudah menginjak 82 tahun.
Ketimbang kembali berkecimpung di politik, ia memilih menikmati masa tuanya dengan melakukan sejumlah kegiatan di organisasi kemanusiaan maupun organisasi keagamaan dan internasional.
"Pada saat itu (tahun 2024, red) umur saya sudah 82 tahun. Kapan lagi saya menikmati masa tua. Kita memperhatikan politik tentu iya, tapi saya tidak mau lagi aktif secara praktis," ujar pria yang akrab disapa JK itu dalam sebuah wawancara akhir pekan lalu.
Sejak tidak lagi menjabat sebagai wakil presiden, JK lebih banyak mengisi kegiatannya di bidang kemanusiaan dan keagamaan.
Selain menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), JK juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Baca juga: Jusuf Kalla Dituding Jadi Dalang Penangkapan Edhy Prabowo, KPK Diminta Panggil Cawalkot Makassar
Baca juga: Program Bantuan Sosial Juliari Batubara Sempat Membuat Sang Istri, Grace Batubara, Bangga
Dalam wawancara itu, JK juga membahas banyak hal. Termasuk soal kedekatan dengan Anies Baswedan.
JK membenarkan bahwa di Pilkada DKI tahun 2017, dirinya memberikan dukungan kepada Anies untuk mencalonkan diri sebagai gubernur DKI, meski dukungannya itu dinilai tak sejalan dengan Presiden Jokowi.
JK menyebut kala itu dirinya memiliki pandangan tersendiri.
Ia menilai jika saat itu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang terpilih sebagai gubernur DKI, maka situasi di Jakarta akan tidak kondusif dan berdampak pada kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Saya kenal Pak Anies dan mendukung dia jadi gubernur itu benar. Mohon maaf, kalau saat itu Ahok yang menang, akan terjadi keributan dan berdampak pada Presiden Jokowi. Semua orang punya pandangan politik berbeda. Saya harus sependapat dalam bertugas, tapi hari itu saya punya pandangan (politik) berbeda dengan Pak Jokowi," lanjutnya.
JK mengatakan bahwa saat itu orang melihat seolah dirinya membangkang dari Presiden Jokowi.
Padahal, ia dan Presiden Jokowi sama sekali tidak pernah bicara soal siapa yang menjadi gubernur.
"Saya benar mendukung Anies, tapi saat dia terpilih jadi gubernur, prosesnya itu berjalan sendiri," ujarnya.
JK juga memberikan pesan kepada Anies saat keduanya sempat membicarakan soal pencalonan presiden (pencapresan) di tahun 2024.
JK berkata kepada Anies untuk tidak berbicara dini soal pencapresan, tetapi sebaliknya, agar Anies fokus dalam
mengemban tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta ke depannya.
"Jangan dulu sekarang, jangan bicara sekarang, bangun saja dulu Jakarta agar tidak macet, tidak banjir, bersih, dan sebagainya. Tak usah pikir 2024. 2024 akan datang sendiri kalau dia berhasil jadi gubernur," ujar JK.
"Ini untuk siapa saja bisa Anies, Ganjar, Ridwan Kamil, Khofifah itu akan tergantung dari apa yang diperbuat dari sekarang. Berbuat yang maksimal aja sekarang," lanjutnya.
Baca juga: Untuk Tangani Pandemi Virus Corona, Pemerintah RI Sudah Menetapkan Enam Jenis Vaksin Covid-19
Baca juga: Pelaku Korupsi Bansos Covid-19 Dikenakan Pidana Mati, Bisakah? Ini Kata Pakar Hukum
Baca juga: Jadi Tersangka dan Resmi Ditahan KPK, Juliari Batubara Berjanji akan Buat Surat Pengunduran Diri
Pemulangan Rizieq Shihab
Hal lain yang diungkapkan JK dalam wawancara itu adalah isu mengenai dirinya sebagai menjadi sosok di balik kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke Indonesia.
JK lagi-lagi membantah tudingan itu.
Karena itu pula ia kemudian melaporkan mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean ke Bareskrim Polri sebagai bentuk permintaan pertanggungjawaban atas fitnahan tersebut.
"Saya dan anak saya melaporkan saudara Ferdinand ke Bareskrim karena membuat isu seperti itu," kata JK.
Menurut JK, walaupun Ferdinand tidak menyebutkan nama secara langsung, namun hampir semua orang tahu bahwa yang disebutkan itu adalah dirinya.
Tudingan tersebut dinilai JK merugikan karena menyangkut organisasi yang tengah ia naungi yakni PMI dan DMI.
Karena hanya dirinya pejabat yang bepergian ke Mekkah, Arab Saudi belum lama ini dan itu ia tegaskan untuk kepentingan beribadah.
"Karena hanya saya yang ke Saudi. Jadi kami meminta pertanggungjawaban untuk itu. Yang jelas saya tidak ketemu, dan ke Mekkah hanya untuk beribadah saja sepulang dari Vatikan, di samping singgah di Riyadh untuk tanda tangan," ujarnya.

Sebelumnya lewat kicauannya di Twitter, Ferdinand menyebut ada sosok yang membawa uang sekoper untuk membereskan semua permasalahan Rizieq di Arab Saudi.
Ferdinand menuliskan kehebatan seseorang yang dia sebut dengan Chaplin dan membawa uang satu koper dan membereskan semua permasalahan di Arab Saudi dianggap tidak masuk akal.
"Kita ke Mekkah untuk ibadah tapi dituduh macam-macam," lanjut JK. (tribun network/ras/dod)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jusuf Kalla Bicara Soal Pilpres 2024, Kedekatannya dengan Anies Hingga Kepulangan Rizieq Shihab