Sulteng
Kekerasan Perempuan dan Anak di Sulteng Melonjak Selama Pandemi, Awal 2021 Tercatat 12 Kasus
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meningkat selama pandemi virus corona.
TRIBUNPALU.COM - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meningkat selama pandemi virus corona.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah, Ihsan Basir.
"Kita masuk masa pandemi bulan Maret 2020, selama itu kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat," kata Ihsan Basir kepada TribunPalu.com di ruang kerjanya, Selasa (9/2/2021).
Ihsan Basir menjelaskan bahwa maraknya kekerasan terhadap perempuan dan anak selama pandemi menjadi perhatian serius DP3A Sulteng.
• Bayi 9 Bulan Dibunuh Ibu Kandung, Penyebabnya Wajah Bayi Mirip Selingkuhan Sang Ibu
• Penetapan Hasil Pilkada Tujuh Daerah di Sulteng Ditunda, Ini Alasannya
• Pelantikan Pemenang Pilkada di Sulteng Terkendala Gugatan di MK, KPU: Semoga Ada Putusan Dismissal
Untuk itu, pihaknya akan mendalami fenomena tersebut.
"Kita mungkin akan riset tentang penyebabnya. Entah itu karena pemutusan hubunga kerja (PHK) selama pandemi, atau karena hal lainnya," jelas Alumni Universitas Brawijaya tersebut.
Namun Ihsan Basir menjelaskan bahwa meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak selama pandemi tidak hanya terjadi di Sulteng saja.
Menurut ayah dua anak tersebut, fenomena serupa terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia.
Bahkan hingga di luar negeri.
"Saya sudah tanyakan rekan-rekan di daerah lain, sama juga. Kasusnya meningkat selam pandemi melanda. Bahkan di Australia juga begitu," katanya.
• Pelantikan Hadianto-Reny Menunggu Hasil Gugatan Paslon Hidayat-Habsa
• Mekanisme Pelantikan Gubernur Sulteng Ada di DPRD
• Operasi Yustisi Sasar Pengendara di Jl RE Martadinata Palu, Petugas Temukan Pelanggar Prokes
Di awal tahun 2021, DP3A Sulteng mencatat sebanyak 12 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 8 kasus terjadi di lingkungan rumah tangga.
Sementara itu kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak paling banyak terjadi di Kabupaten Poso.
Tercatat 8 kasus berasal dari daerah berpenduduk 256.396 jiwa tersebut.
Adapun mayoritas korbannya berada di rentang usia 25-44 tahun.(*)