Sulteng Hari Ini
Women's Day: Ini Tanggapan Mahasiswa di Kota Palu Soal Pentingnya Pelibatan Perempuan
Mahasiswa Universitas Tadulako, Sri Nanda Dotutinggi menyebut bahwa hari perempuan sedunia merupakan tonggak sejarah besar bagi perempuan dan dunia.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Hari Perempuan Sedunia atau International Women's Day (IWD) diperingati setiap tanggal 8 Maret, hari ini.
Lantas seperti apa tanggapan sejumlah mahasiswi di Kota Palu terkait International Women's Day (IWD) dan menurut mereka seperti apa kondisi perempuan di wilayahnya?
Mahasiswa Universitas Tadulako, Sri Nanda Dotutinggi menyebut bahwa hari perempuan sedunia merupakan tonggak sejarah besar bagi perempuan dan dunia.
Ia menilai Hari Perempuan Sedunia bisa menjadi refleksi, bahwa gerakan perempuan tidak berhenti pada kesetaraan gender semata, tapi harus melampaui hingga kesetaraan ekonomi.
Baca juga: Update COVID-19 Sulteng: 17 Kasus Baru, 136 Orang Sembuh dan Tak Ada Kasus Kematian
Baca juga: Penghuni Huntap Masih Keluhkan Air Bersih dan Listrik, Buddha Tzu Chi: Itu Wewenang Pemerintah
Baca juga: Update Covid-19 Sulteng, Senin 8 Maret 2021: Tambah 26 Kasus Baru, Tak Ada Catatan Kematian
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Besok Selasa 9 Maret 2021: Waspada Cuaca Ekstrem Hujan Lebat di 15 Wilayah
Karena, dari contoh kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan itu utamanya disebabkan karena faktor ekonomi.
"Sebab ketimpangan ekonomi menjadi pemicu munculnya ketidaksetaraan," ungkapnya, Senin (8/3/2021).
Selain itu, ia juga menilai masih minimnya pelibatan kaum perempuan dalam mengakses ruang-ruang strategis penentu kebijakan.
Sementara itu, Sasmita Anggraeni, salah satu Mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Panca Bhakti Palu mengatakan, Hari Perempuan Sedunia ini merupakan momentum agar hak-hak perempuan harus diperjuangkan.
Baca juga: 100 Hari Kinerja Hadianto-Reny, Ini Strategi Mereka Benahi Kawasan Kumuh di Palu
Baca juga: Soal Tahanan di Lapas Perempuan Palu Kabur, Lilik Sujandi: Ini Kelengahan Penjagaan
Baca juga: Mengenal Pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Berikut Ini 8 Kegiatan yang Bisa Dilakukan
"Ini sebagai momentum perayaan setiap hak-hak perempuan yang harus diperjuangkan," jelasnya.
Menurutnya, prinsip mendasar Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak setiap orang untuk hidup terbebas dari kekerasan, perbudakan, dan diskriminasi.
Namun, Faktanya masih banyak perempuan di dunia, termasuk di Indonesia, dan terlebih khusus di Wilayah Sulawesi Tengah, menjadi korban kekerasan, perbudakan, dan diskriminasi.
"Mungkin karena faktor gendernya masih banyak kasus-kasus seperti itu," jelasnya.
Ia berharap, di hari perempuan sedunia, kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan bisa teratasi, khususnya di Sulawesi Tengah.
"Kami, pemerintah, serta semua pihak bisa memperjuangkan hak hak perempuan dan setidaknya bisa mengurangi angka kasus kekerasan perempuan. namun itu lagi, mau atau tidak" tambahnya. (*)