Sulteng Hari Ini
Longsor Tambang Parimo Tewaskan 7 Warga, BEM Untad Bahas Pertambangan Tanpa Izin dengan Akademisi
Menyoroti maraknya aktivitas PETI di Sulawesi Tengah, BEM Universitas Tadulako (Untad) menggelar dialog interaktif dengan sejumlah akademisi.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Menyoroti maraknya aktivitas pertambangan tanpa izin (PETI) di Sulawesi Tengah, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tadulako (Untad) menggelar dialog interaktif dengan sejumlah akademisi.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Fakultas Kedokteran Untad dengan tema 'Polemik Tambang Parimo', Selasa (9/3/2021) siang.
Pada kesempatan itu, hadir pula Koordinator Pelaksana Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulteng Muh Taufik.
Juga sejumlah akademisi Untad, yakni Surahman dan Muslimin U Botjing.
Ketua BEM Untad Moh Wiranto Basatu menuturkan, pelaksanaan kegiatan ini menyusul viralnya tambang ilegal di ilegal di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) beberapa waktu lalu.
Sehingga pihaknya ingin mengulas perspektif PETI dari sudut pandang akademis.
"Persoalan PETI di Desa Buranga tidak hanya dilihat dari persoalan legalitasnya, tetapi juga kepada dampak terhadap masyarakat sekitar. Setidaknya dari kegiatan ini, melalui tanggapan dari akademisi ada solusi yang dibangun," kata Wiranto.
• Cari Tempat Nongkrong Kekinian dengan Live Music di Palu? Ini Lokasinya
• Hari Musik Nasional: Band Lokal Kota Palu Ini Lebih Percaya Diri Dengan Karya Sendiri
• Tembus Rp 90 Ribu Per Kg, Pedagang Makanan di Palu Kurangi Pemakaian Cabai
Sementara pengamat hukum Untad Surahman mengatakan, persoalan ini lebih kepada pihak pengelola, bukan pada aktivitas tambangnya.
"Jangankan tambang ilegal, tambang legal saja masih kerap bermasalah. Permasalahan hukum itu bukan terletak pada objek tambangnya, melainkan orang-orang yang terlibat dalam pengelolaannya," jelas Surahman saat memberi tanggapan.
Diketahui, tambang di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parimo telah mengakibatkan longsor pada Rabu (24/2/2021) lalu.
Peristiwa tersebut telah memakan korban jiwa.
Data dihimpun TribunPalu.com, kejadian inibmengakibatkan 23 korban tertimbun material longsor.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 orang selamat dan 7 orang meninggal dunia. (*)