Mengenal Tempat Wisata TMII Jakarta, Gagasan Tien Soeharto yang Kini Dikelola Negara
Sejarah awal berdirinya Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, yang saat ini sudah diambil alih negara.
Mengenal Tempat Wisata TMII Jakarta, Gagasan Tien Soeharto yang Sudah Diambil Alih Negara
TRIBUNPALU.COM, JAKARTA - Melalui konferensi pers yang digelar secara virtual pada Rabu (7/4/2021), pemerintah sudah mengambil alih pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur.
"Pengelolaannya saja yang bergeser. Kalau dulu pengelolaannya oleh Yayasan Harapan Kita selama hampir 44 tahun, sementara sekarang ini dikelola langsung oleh Setneg," ujar Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Pratikno.
Namun sebelum mengambil keputusan tersebut, audit keungan telah dilakukan oleh tim legal Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Dari proses audit yang dilakukan oleh beberapa pihak, diputuskan jika TMII Jakarta Timur memerlukan pengelolaan yang lebih baik lagi.
Baca juga: 44 Tahun Dikelola Yayasan Harapan Kita Milik Keluarga Soeharto, TMII Kini Diambil Alih Pemerintah
Baca juga: Tanggapan Basuki Tjahaja Purnama soal Anies Baswedan yang Izinkan Reklamasi Ancol dan Dufan
Apa Itu TMII Jakarta?
Melansir dari laman tamanmini.com, TMII merupakan sebuah kawasan taman wisata yang berisi kebudayaan Indonesia.
Tempat wisata ini terletak di Jakarta Timur, terbentang dengan luas sekitar 150 hektar.
Terdapat Anjungan Daerah di TMII yang menunjukkan keberagaman suku-suku di 33 provinsi (saat itu) di Indonesia.
Anjungan tersebut dibangun di sekitar danau yang dilengkapi miniatur kepulauan Indonesia.
Secara tematik terdapat enam zona berdasarkan pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan zona Papua, Nusa Tenggara serta Maluku.
Baca juga: Singgung Pernikahan Atta yang Dihadiri Pejabat Negara, Haris Azhar Beri Tantangan Ini ke Pemerintah
Baca juga: Pemerintah Izinkan Shalat Tarawaih dan Shalat Idul Fitri 1442 H Dilakukan Berjamaah, Ini Syaratnya

TMII menjadi rangkuman kebudayaan yang tersebar di 33 provinsi (saat itu) di seluruh Indonesia yang diperlihatkan dengan anjungan daerah serta busana, tarian dan tradisi yang beranekaragam dari masing-masing daerah.
Tak hanya itu, juga terdapat danau di TMII yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di bagian tengahnya, terdapat kereta gantung, berbagai museum dan Teater IMAX Keong Mas serta Teater Tanah Airku.
Maka tak heran, dengan adanya berbagai macam rekreasi itu membuat TMII menjadi salah satu kawasan wisata terkemuka di Jakarta.
Sejarah Singkat Dibangunnya TMII
Pembangunan TMII dilandasi atas gagasan Ibu Negara, Tien Soeharto (saat itu).
Gagasan tersebut muncul saat adanya pertemuan di Jalan Cendana nomor 8 Jakarta, pada 13 Maret 1970.
Baca juga: Yasonna Sesalkan Pemerintah Dituduh dalam Kisruh Demokrat, Arief Munandar: Gue Pas Dengar Ketawa
Baca juga: Waketum Nasdem Ingatkan Cudy agar Sejalan dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota di Sulteng
Yang mendasari gagasan Tien Soeharto ialah pidato Soeharto saat berbicara tentang keseimbangan pembangunan Umum DPR GR Tahun 1971.
Dibawah naungan Yayasan Harapan Kita (YHK), TMII mulai dibangun pada 30 Juni 1972.
Melalui sebuah surat YHK, Tien Soeharto memerintahkan Nusa Consultans untuk membuat rancangan bangunan serta uji kelayakan bangunan.
Tugas tersebut selesai dalam waktu 3,5 bulan.
Kemudian membentuk rancangan bangunan utama berupa peta relief Miniatur Indonesia, beserta penyediaan airnya, tugu api Pancasila, bangunan Joglo dan Gedung pengelolaan serta pembuatan jalan.
Baca juga: Pemerintah Ajak Sinergi dan Kolaborasi Pergatsi Sulteng dan Kota Palu
TMII dibangun oleh beberapa biro arsitektur, sementara untuk Nusa Consultans hanya membantu menyeimbangkan keselarasan bangunan saja.
Berkat kerjasama antara pemerintah, biro arsitek serta masyarakat setempat, pembangunan tahap pertama TMII dinyatakan selesai dalam waktu 3 tahun.
Akhirnya, TMII diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 25 April 1975.
Dengan adanya miniatur Indonesia di TMII, Tien berharap agar bisa membangkitkan rasa bangg dan cinta tanah air untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Berbagai aspek budaya serta kekayaan alam Indonesia diperagakan di taman tersebut.
Sebetulnya, lokasi TMII sedikit berbukit.
Namun dengan keinginan sang perancang, area berbukit itu dijadikan sebagai lahan untuk menciptakan bentang alam dan lanskap kekayayaan serta lingkungan di Indonesia yag terdiri dari dataran rendah dan perbukitan.
(TribunPalu.com/Hakim)