KRI Nanggala-402 Tenggelam Akibat Kelebihan Muatan HOAX, Bisa Angkut Torpedo 16 Ton

Beragam spekulasi bermunculan terkait penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di Laut Bali.

cnn.com
Kapal KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di selat Bali pada Rabu, 21 April 2021. Hingga saat ini masih dilakukan pencarian oleh pihak terkait, diduga kapal berada di dalam palung. 

TRIBUNPALU.COM - Beragam spekulasi bermunculan terkait penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di Laut Bali.

Salah satu spekulasi menyebut penyebab KRI Nanggala-402 tenggelam akibat kelebihan muatan.

Namun kabar tersebut ternyata hoax dan telah dibantah pihak TNI AL.

Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL Laksamana Muda Muhammad Ali membantah dugaan yang menyebut kapal selam KRI Nanggala-402 kelebihan kapasitas dan muatan.

"Menanggapi beberapa pengamat, media yang menyampaikan bahwa kapal selam KRI Nanggala ini kelebihan muatan atau kelebihan personel pengawak, ini sama sekali tidak benar dan berdasar," kata Ali dalam konferensi pers, Selasa (27/4/2021).

Baca juga: Bukan Black Out Apalagi Human Error, Perlahan Terungkap Penyebab Tenggelamnya KRI Nanggala

Menurut Ali, kapal tersebut sudah biasa mengangkut 50 personel awak kapal ditambah satu regu pasukan khusus beranggotakan tujuh orang personel saat menjalankan tugas penyusupan.

Sementara itu, saat KRI Nanggala-402 tenggelam, hanya ada 53 orang awak yang berada di kapal selam nahas tersebut.

Di samping itu, saat kecelakaan terjadi, KRI Nanggala-402 hanya membawa tiga buah torpedo.

Padahal, kapal selam itu didesain membawa 8 torpedo. Adapun satu buah torpedo beratnya mencapai 2 ton.

Artinya KRI Nanggala-402 memungkinkan untuk mengangkut torpedo seberat 16 ton.

"Jadi pernyataan yang menyampaikan bahwa kapal selam ini kelebihan muatan sama sekali tidak berdasar dan mungkin belum berpengalaman," ujar Ali.

Ia pun menekankan, kapal selam itu sudah berlayar bertahun-tahun dan tidak pernah menemui masalah.

"Jadi, kalau dinyatakan kelebihan muatan sangat tidak tepat, sangat salah, dan tidak berdasar," kata dia, dikutip dari Kompas.com dengan judul "TNI AL Bantah Dugaan KRI Nanggala Kelebihan Kapasitas dan Muatan"

Kapal selam buatan Jerman pada 1977 itu hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).

Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian besar-besaran, termasuk dengan mendatangkan bantuan dari luar negeri.

Pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan berstatus subsunk (tenggalam) di kedalaman 853 meter.

Hingga kini, tim SAR terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal ke permukaan.

Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur.

Dugaan Penyebab

Masyarakat Indonesia sedang berduka karena kehilangan 53 orang terbaiknya selaku putra bangsa.

Mereka adalah patriot bangsa yang menjaga laut dalam KRI Nanggala-402.

Dilansir dari kontan.co.id (artikel terbit pada 26/4), TNI AL meyakini bahwa peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 bukan karena human error, black out, maupun mati listrik.

Laksamana Yudo Margono, selaku Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KASAL TNI), mengatakan pada saat konferensi pers di Badung, Bali bahwa hal ini terjadi karena kondisi alam. 

Berdasarkan sejumlah laporan awal, kapal buatan Jerman ini sudah berlaku sesuai prosedur saat menyelam.

Laksamana Yudo juga meyakini, bahwa tidak ada kelalaian manusia dalam proses menyelam, karena ada laporan penyelaman.

Selanjutnya, Kasal Yudo Margono juga meyakini, bahwa KRI Nanggala-402 telah siap melaksanakan perannya untuk bertempur dan menyelam.

Saat ia menyelam, diketahui lampu juga menyala semua, yang artinya tidak ada black out. 

Namun, Laksamana Yudo Margono membutuhkan investigasi dan penanganan lebih lanjut mengenai insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402 ini, oleh karena itu, mereka menunggu untuk diangkatnya badan kapal ke permukaan seperti dikutip dari Kompas TV dengan judul Penyebab KRI Nanggala-402 Tenggelam, Bukan Karena Black Out, Mati Listrik dan Human Error.

Duka istri Dansatsel KRI Nanggala-402

Terungkap detik-detik terakhir perpisahan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) KRI Nanggala-402 dengan keluarga sebelum bertugas.

Istri Kolonel Harry Setyawan kenang momen terakhir antarkan suami bertugas, sempat diminta ikut masuk, ungkap kondisi anak-anak.

Kolonel Laut (P) Harry Setyawan menjadi salah satu korban tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali.

Dia adalah Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II yang menjadi salah satu prajurit gugur di KRI Nanggala 402.

Wini Widayanti, istri Kolonel Laut (P) Harry Setyawan tampak begitu tegar menerima kondisi suami yang telah gugur.

Ia mengenang momen terakhirnya melepas suaminya bertugas.

Baca juga: Awak KRI Nanggala-402 Gagal Pakai Baju Penyelamat, Diduga Akibat Kondisi Darurat

Baca juga: Sikap Tak Biasa Awak KRI Nanggala Kls Isy Raditaka: Belikan Ibu Mukena, Janji Bawa Uang Banyak

Almarhum merupakan satu dari empat non-ABK yang menjadi korban dalam peristiwa tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan Bali.

Harry didapuk untuk memimpin Satuan Kapal Selam Koarmada II yang bermarkas di Surabaya, Jawa Timur, sejak 6 Maret 2021, menggantikan Kolonel Laut (P) M Iwan Kusumah.

KRI Nanggala-402 sempat dinyatakan hilang saat sedang melakukan latihan di Selat Bali pada Rabu (21/4/2021).

Kemudian, pada Sabtu (24/4/2021) KRI Nanggala-402 dinyatakan sub-sunk .

Lalu, pada Minggu (25/4/2021), KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam.

Harry menikah dengan Wini Widayati (45) dan dikaruniai empat anak, yakni Sheeva Naufal Zidane (18), Aisyah Tsuraya Lubna (13), Myiesha Atha Rahmaniya (11) dan Prabu Baladewa Adiwidya (8).

Dilansir TribunJakarta dari youtube INews pada Senin (26/4), Wini tampak tegar atas kepergian Kolonel Harry Setiawan.

Ia pun menceritakan kenangan terakhirnya melepas kepergian sang suami untuk bertugas.

Kolonel Harry meminta sang istri mengantar hingga ke dermaga.

Di sanalah mereka berpisah untuk selamanya.

"Suami saya minta diantarkan ke dermaga, saya antarkan sebentar. Kemarin saya diminta ikut ke dalam sana," ucap Wini Widayanti.

Wini berharap agar sang suami dan awak KRI Nanggala-402 meninggal dunia dengan husnul khatimah.

"Semoga husnul khatimah," aku Wini Widayanti.

Winny menerangkan, anak-anaknya telah mengetahui kondisi sang ayah yang telah tiada.

"Anak-anak sudah ikhlas, mereka tahu kondisi bapaknya," papar Wini Widayanti.(*)

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved