Berada di Dalam Kapal Selam Terlalu Lama, Nasib Kolonel Iwa Kini Terbaring Lemah di Ranjang

Menjadi awak kapal selam merupakan tugas berat karena besarnya risiko yang harus dihadapi.

Handover
Kolonel Laut (P) Iwa Kartika 

TRIBUNPALU.COM - Menjadi awak kapal selam merupakan tugas berat karena besarnya risiko yang harus dihadapi.

Tak hanya kemungkinan buruk akibat ganasnya alam di bawah laut, awak kapal selam juga dibayangi risiko terpapar zat merkuri.

Kolonel Laut (P) Iwa Kartika menjadi bukti betapa beratnya bertugas di kapal selam.

Mantan komandang KRI Nanggala 402 itu kini sulit berbicara dan hanya bisa terbaring lemas di atas ranjang.

Keadaan mantan komandan KRI Nanggala-402 tersebut diceritakan oleh mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Purn Anton Charliyan, kakak dari Kolonel Iwa.

"Sakit dan pulang dirawat di Tasikmalaya seusai mengemban tugas Dansatsel Koarmabar II TNI AL sampai akhir 2019 lalu. Sekarang untuk bangun saja susah, enggak bisa," kata Anton kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Baca juga: Suami Tega Jual Istri ke Pria Hidung Belang, Adik Ipar Ikut Terseret Bisnis Prostitusi

Baca juga: Aksi Janda Cantik Begal Mantan Pacar Sendiri, Korban Babak Belur Usai Diajak Kencan

Baca juga: Tuchel Tak Sudi Lihat Abraham, Diam-diam Chelsea Bidik Striker Ganas 27 Tahun, Harganya Selangit

Menurutnya, Iwa masih aktif sebagai TNI hingga 6 tahun lagi.

"Sampai saat ini, adik saya masih 6 tahun lagi masa tugasnya, tapi sakit akibat zat besi, kandungan selama bertugas di kapal selam," ujarnya.

Menurut Anton, kondisi sakit karena kandungan metal kapal selam bukan hanya dialami adiknya, melainkan kebanyakan pasukan kapal selam.

"Selain adik saya, ternyata sebagian besar rekan-rekannya juga sama, menderita kandungan zat besi saat bernapas di kapal selam selama bertugas. Saya berharap pemerintah lebih memerhatikan kesejahteraan pasukan khusus kapal selam yang selama ini mengabdi, tapi kondisinya memprihatinkan," ujar Anton.

Anton mengaku mendapatkan cerita tersebut karena dahulu banyak rekan-rekan Iwa yang berkumpul di rumahnya.

Mereka sering bercerita marabahaya yang kerap dihadapi pasukan kapal selam.

"Ternyata bahayanya selain dari alat yang sudah berumur, juga alam di dalam laut,"

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Buruh 1 Mei, Peringati May Day dengan Jadikan Status di Media Sosial

Baca juga: Ada 3 Konsekuensi KKB Papua Dicap Teroris, Peneliti UI: Hati-hati Salah Sebut

Baca juga: Bisnis Haram Rapid Test Antigen Bekas, Sehari Tipu 200 Korban, Pelaku Raup Rp 1,8 Miliar

Atas kondisi adiknya, Anton juga mengaku ada rasa kecewa.

Sebab dia melihat prajurit lain di luar kapal selam tidak mengalami risiko besar namun memiliki karier yang lebih baik.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved