Apa Itu Abses? Benjolan yang Muncul di bawah Permukaan Kulit, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Abses memiliki nama lain yaitu bisul pada kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan di dalam atau di bawah permukaan kulit.
Apa Itu Abses? Benjolan yang Mucul di bawah Permukaan Kulit
TRIBUNPALU.COM - Abses memiliki nama lain yaitu bisul pada kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan di dalam atau di bawah permukaan kulit.
Benjolan tersebut berisi nanah atau cairan bening.
Biasanya abses muncul di area punggung, wajah, dada, bahkan pantat.
Lalu apa yang dimaksud dengan abses?
Dikutip dari kompas.com abses adalah kantong sempit berisi nanah yang berkumpul di jaringan, organ, atau ruang di dalam tubuh.
Abses bisa muncul di area pertumbuhan rambut seperti ketiak atau pangkal paha.
Bisul atau abses biasanya sembuh dengan sendirinya dan tidak menyebabkan komplikasi serius.
Namun, beberapa kasus abses bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang mengancam nyawa.
Abses dapat terjadi karena beberapa penyebab.
Menurut data Healthline, abses juga bisa terjadi karena dua hal berikut:
Baca juga: Blak-blakan Ashanty Ancam Ceraikan Anang Jika Dua Hal Buruk Ini Terjadi, Apa Itu?
Baca juga: Sunat Tanpa Rasa Sakit, Apa Itu Metode Mahdian Klem? Berikut Penjelasannya

1. Bakteri
Bakteri yang paling sering memicu abses adalah Staphylococcus yang memasuki tubuh melalui folikel rambut, luka atau cedera.
Bakteri tersebut juga menyebabkan abses dengan cara merusak kulit.
Orang yang berisiko tinggi terkena infeksi bakteri jika berada dalam kondisi sebagai berikut:
- Kontak dekat dengan individu yang mengalami infeksi Staphylococcus.
- Diabetes.
- Sistem kekebalan tubuh yang melemah.
- Kebersihan tubuh dan lingkungan yang buruk.
2. Folikel rambut yang terinfeksi
Folikel rambut yang terinfeksi atau folikulitis dapat menyebabkan abses terbentuk di folikel.
Folikel dapat terinfeksi jika rambut di dalamnya terdapat folikel rambut yang terperangkap dan tidak dapat menembus kulit.
Contohnya seperti rambut setelah bercukur.
Folikel rambut yang terperangkap umumnya dikenal sebagai rambut yang tumbuh ke dalam.
Folikulitis juga dapat terjadi setelah menghabiskan waktu di kolam renang atau bak mandi air panas yang tidak memadai.
Baca juga: Apa Itu Kamuflase dan Mimikri? Istilah Pertahanan Diri Binatang di Sekitar Kita
Baca juga: Apa Itu Skincare? Cari Tau Tips dan Urutan yang Tepat Memakai Skincare untuk Pemula
Gejala
Berikut gejala yang biasa terjadi bagi penderita abses.
Abses biasanya muncul berupa benjolan pada kulit yang mirip dengan jerawat.
Seiring berjalannya waktu, abses bisa tumbuh menyerupai kista yang berisi cairan.
Gejala umum yang sering dirasakan penderita abses antara lain:
- Demam.
- Mual.
- Panas dingin.
- Pembengkakan.
- Lesi pada kulit.
- Radang pada kulit.

Kompilasi
Selain adanya gejala ternyata abses bisa alami kompilasi. Berikut kompilasi yang biasanya terjadi:
- Penyebaran infeksi, berpotensi ke otak atau sumsum tulang belakang.
- Keracunan darah atau sepsis.
- Endokarditis, yang merupakan infeksi pada lapisan dalam jantung.
- Perkembangan abses baru.
- Kematian jaringan di daerah abses, seperti gangren.
- Infeksi tulang akut atau osteomielitis.
Baca juga: Apa Itu Niyahah? Kebiasaan Masyarakat yang Kerap Ditemui saat Ada Orang Meninggal Dunia
Baca juga: Apa Itu e-HAC? Aplikasi Wajib untuk Calon Penumpang yang Gunakan Transportasi Udara dan Laut
Cara mengatasi
Abses biasanya bisa diatasi dengan cara sederhana seperti menggunakan kompres air hangat.
Jika tidak membaik, segera temui doter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dokter biasanya akan memberikan metode pengobatan seperti berikut:
1. Drainase
Drainase abses digunakan untuk megeringkan abses dengan mengeluarkan nanah di dalamnya.
Sebelum melakukan prosedur, dokter akan memberikan obat mati rasa dan memotong abses untuk memungkinkan cairan keluar.
Setelah itu, dokter akan menjahit luka dan meresepkan antibioitik untuk mencegah infeksi pada luka.

2. Antibiotik
Abses juga bisa diatasi dengan pemberian antibiotik. Biasanya, dokter akan memberikan antibioitik seperti dikloxasilin atau sefaleksin jika pasien berada dalam kondisi berikut:
- Memiliki lebih dari satu abses.
- Sistem kekebalan tubuh terganggu.
- Selulitis.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Bisa Berubah Menjadi Endemi? Apa Itu Endemi? Ini Penjelasan Para Ahli
Baca juga: Apa Itu Personal Branding? Kenali Cara Jitu untuk Mempromosikan Diri Sendiri Berikut Ini
Jika abses terjadi karena bakteri Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin, dokter biasanya akan meresepkan klindamisin atau doksisiklin.
Untuk meminimalisir risiko abses, kita bisa melakukan langkah berikut:
- Rutin cuci tangan.
- Membersihkan luka atau goresan dengan salep antibakteri.
- Hindari berbagai barang pribadi dengan orang lain.
(TribunPalu/Nuri Dwi)