Sulteng Hari Ini

Luncurkan Dokumen Adat Perkawinan Etnis Kaili, Longki Disambut Bak Raja

Penyambutan itu dalam rangka launching Dokumen Adat Perkawinan Etnis Kaili dan Buku Sejarah Kagaua jilid 2.

TribunPalu.com/Moh_Salam
Sesaat Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola memasuki gedung Auditorium Museum dan disambut adat Kaili 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Moh Salam

TRIBUNPALU.COM, PALU - Bak raja, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola disambut berbagai adat dan tarian.

Penyambutan itu dalam rangka launching Dokumen Adat Perkawinan Etnis Kaili dan Buku Sejarah Kagaua jilid 2.

Peluncuran Dokumen Adat Perkawinan Etnis Kaili tersebut dilakukan di Auditorium Museum Palu Jl Kemiri no 23 Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu. pada Selasa (15/6/2021).

Pantauan TribunPalu.com, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola disambut dengan tarian penyambutan tamu.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola terlihat berdampingan dengan Ketua TP PKK Sulteng, Zalzulmida A Djanggola keluar dari kendaraan dinasnya.

Baca juga: Fakta di TKP Perampokan Modus Pecah Kaca Mobil di Kota Palu

Mobil dikendarai Gubernur Sulteng dua periode itu merupakan merk Toyota Alphard berwarna hitam dengan plat DN 1.

Saat keluar dari kendaraan, Longki langsung dipayungi dengan payung berwarna kuning keemasan.

Longki juga terlihat menggunakan siga berwarna kuning keemasan.

Siga merupakan penutup kepala etnis suku Kaili untuk laki-laki.

Sedangkan untuk perempuan dengan nama sampolu.

Sebelum memasuki Auditorium Aula Museum Palu,  Longki disambut dengan sejumlah adat.

Mantan Bupati Parimo dua periode itu bak raja disambut dan dipakaikan tutup kepala pengganti siga.

Sementara itu Ketua TP PKK Sulteng Zalzulmida A Djanggola juga dipakaikan sampolu berwarna kuning.

Sesampainya didalam gedung Auditorium,  Longki disambut lagi dengan Tari Peule Cinde.

Tari Peule Cinde sendiri merupakan tarian khas daerah Sulawesi Tengah.

Tak jauh berbeda dengan tarian lainnya, fungsi seni tari ini ialah khusus untuk penyambutan tamu khususnya tamu dengan kategori dianggap agung.

Sementara itu dalam ruangan lebih tepatnya di panggung utama, disebelah mimbar ada dua buah payung kuning berwarna keemasan.

Hampir sebagian besar tamu undangan  yang hadir menggunakan Siga dan Sampolu.

Agenda itu juga menampilkan sejumlah tari-tarian khas Sulawesi Tengah. (*)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved