Teroris Poso Tewas
TNI-Polri Baku Tembak dengan Teroris MIT Poso, 2 Anggota Ali Kalora Dikabarkan Tewas
Dari insiden itu, dua anggota teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora dikabarkan tewas.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Ketut Suta
TRIBUNPALU.COM, POSO - Personel TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Madago Raya terlibat baku tembak dengan Teroris MIT Poso, Minggu (11/7/2021) sore.
Baku tembak terjadi di Pegunungan Batu Tiga, Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Dari insiden itu, dua anggota teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso pimpinan Ali Kalora dikabarkan tewas.
Kasubbid Penmas Polda Sulteng Kompol Sugeng Lestari mengatakan, dari insiden baku tembak itu dikabarkan ada korban jiwa alias tewas.
"Saat ini kami menunggu di RS Bhayangkara," ujar Kompol Sugeng Lestari.
Baca juga: BREAKING NEWS: Satgas Madago Raya Baku Tembak dengan Teroris MIT Poso, Polda Sulteng: Ada yang Tewas
Baca juga: Patroli Satgas K5 Lolu Selatan Palu Sasar Indekos, Ajak Vaksinasi dan Waspadai Covid-19
Pantauan Wartawan TribunPalu.com, pukul 15.37 WITA, dilakukan penjagaan oleh personel kepolisian di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palu, untuk menunggu korban jiwa dari insiden itu.
Hingga informasi ini diterbitkan, belum diketahui pasti berapa korban jiwa saat baku tembak itu.
Dan wartawan TribunPalu.com, masih melakukan pencarian informasi.
Kapolda Turun Tangan
Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Abdul Rakhman Baso turun tangan langsung pimpin patroli skala besar untuk mempersempit ruang gerak Ali Kalora Cs.
Patroli skala besar itu dilakukan di Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso.
Patroli diikuti Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf serta pejabat Operasi Madago Raya.
Dengan menunggangi sepeda motor trail, kedua panglima perang gerilya di pegunungan Sulteng itu berangkat dari Poskotis Madago Raya di Tokorondo Poso.
Selain itu, Irjen Pol Abdul Rakhman Baso dan Brigjen TNI Farid Makruf juga mengecek kondisi personel, memberikan bantuan paket sembako, serta melihat dari dekat medan operasi.
Baca juga: Ide Bisnis: Buka Jasa Pembuatan Website hingga Dropshipper, Cocok untuk Jualan di Masa PPKM Darurat
Baca juga: 80 Persen Penderita Covid-19 OTG dan Gejala Ringan, Ini Tips Isolasi Mandiri dari Epidemiolog
Orang yang biasa dipanggil Rambo itu juga, menyempatkan diri bercengkerama dengan warga di sekitar pos.
Kasatgas Humas Ops Madago Raya Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, patroli skala besar Satgas Madago Raya sebagai upaya pencarian terhadap DPO MIT Poso.
Serta mempersempit pergerakan simpatisan MIT yang akan memberikan bantuan logistik.
"Sekaligus untuk mengecek pos-pos yang tersebar di wilayah Poso Pesisir Selatan," kata Didik.
"Mohon doanya kepada masyarakat Sulawesi Tengah, semoga para pelaku bisa segera kita tangkap," tuturnya menambahkan.
Sebelumnya, personel Operasi Madago Raya mendapat tambahan 192 prajurit dari Polri.
Penambahan anggota itu untuk pengejaran terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Kabupaten Poso.
Mereka ditempatkan di pos sekat dan daerah rawan di wilayah Poso dan sekitarnya.
Penambahan personel itu menggenapkan total pasukan Operasi Madago Raya mencapai 1.500 prajurit gabungan TNI-Polri.
Operasi Madago Raya juga diperpanjang mulai dari 1 Juli 2021 hingga 30 September 2021, setelah sebelumnya berakhir pada 30 Juni 2021.
Itu berdasarkan Surat Telegram Kapolri nomor: STR/556/OPS.1.3/2021 tanggal 26 Juni 2021 dan ditanda tangani Asisten Operasi Kapolri Irjen Polisi Drs Imam Sugianto.
Ali Kalora Cs Makin Terjepit
Operasi pengejaran yang dilakukan Satgas Madago Raya membuat Ali Kalora Cs makin terjepit.
Bahkan Persediaan senjata api milik kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso diperkirakan semakin terbatas
Kasatgas Humas Madago Raya 2021 Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, kelompok itu hanya mempunyai tiga senjata api.
"Diperkiraan mereka dilengkapi senjata api masih seperti yang dulu," ujar Kombes Pol Didik Supranoto saat ditemui media di ruang kerjanya, Senin (5/7/2021).
"Ada senjata panjang satu dan kemudian ada senjata pendek dua, kalau perkiraan kami," tambahnya menerangkan.
Selain itu, Didik juga mengatakan kesulitan personel melakukan penangkapan karena masih ada simpatisan.
Ia menambahkan, jika tidak ada simpatisan warga, tentunya DPO itu akan kelaparan dan miskin akan informasi.
"Kita perkirakan masih ada beberapa daerah atau beberapa orang yang menjadi informan mereka," ujar Didik.
Selain itu, Didik mengatakan kemungkinan besar kelompok itu sudah terdesak dan tidak bisa keluar.
Pergerakan Ali Kalora cs makin terbatas dengan adanya pos penyekatan dan pengejaran personel Operasi Madago Raya.
Namun, karena luasnya medan, DPO itu masih bisa berpindah-pindah tempat.
"Dari itu kita terus lakukan pengejaran lebih lanjut," kata Didik.
"Apalagi beberapa waktu lalu, kita berhasil dapatkan beberapa barang milik mereka, seperti baju, dan perlengakapan lainya," tutupnya menambahkan.
Kerahkan Helikopter Dauphin
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Abdul Rakhman Baso berikan semangat kepada personel Polri yang melaksanakan pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Pucuk pimpinan di Polda Sulteng itu mendarat di helipad Poskotis Tokorondo Poso dengan menggunakan helikopter Dauphin AS 365 N3, Rabu (23/6/2021) siang.

Kapolda langsung memberikan semangat kepada personel Satgas Madago Raya yang telah siap melaksanakan pencarian dan pengejaran DPO MIT Poso.
Irjen Abdul Rakhman Baso juga memerintahkan pilot Helikopter Dauphin AS 365 N3 take off lagi guna malakukan pergeseran pasukan di wilayah pengunungan di sekitar Poso, Parimo dan Sigi.
"Pasukan gabungan TNI-Polri saat ini intens melaksanakan pengejaran Kelompok Mujahidin Indonesia Timur guna mempersempit ruang geraknya, mohon doanya semoga mereka segera tertangkap" ucap Kasatgas Humas Ops Madago Raya Kombes Pol Didik Supranoto.
Tercatat dua kali pergeseran pasukan yang dibawa oleh helikopter Dauphin AS 365 N3 untuk mengangkut pasukan yang akan ditempatkan pada pos-pos sekat maupun kejar yang telah disiapkan, Rabu (24/6/2021).(*)