Tips Kesehatan
Cek Faktor Risiko, Gejala dan Penanganan Katarak pada Mata
Penyakit mata yang membuat penderitanya merasa seperti melihat jendela berkabut sehingga pandangan tidak jelas ini, perlu kamu waspadai.
TRIBUNPALU.COM - Berikut faktor risiko, gelaja dan penanganan katarak pada mata kamu.
Penyakit mata yang membuat penderitanya merasa seperti melihat jendela berkabut sehingga pandangan tidak jelas ini, perlu kamu waspadai.
Jika tidak ditangani dengan cepat, penyakit katarak dapat mengakibatkan kebutaan.
Dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (27/8/2021) sore, Dokter spesialis mata Siloam Hospitals Manado, dr Samuel Malingkas Sp.M (K), menjelaskan kebutaan karena katarak masih memegang angka tertinggi.
Melalui data dari Kementerian Kesehatan tahun 2014, penderita kebutaan mencapai 2,2 persen dari total populasi, pravelensi terbesar pada masyarakat di atas usia 65 tahun.
"Apabila kondisi pada mata katarak ini dibiarkan tanpa penanganan medis dapat berakibat kebutaan," ungkap Samuel Malingkas.
Baca juga: Perhatikan Asupan Protein Pasca Sembuh dari Covid-19, Cek Penjelasan Dokter
Baca juga: Pasca Serahkan Bantuan di Palu, Menko Perekonomian Dapat Ole-ole dari Wawali Reny
Dijelaskan melalui edukasinya yang secara berkelanjutan dilakukan manajemen Siloam Hospitals Manado, faktor risiko katarak disebabkan beberapa hal, yaitu :
- Bertambahnya usia (penuaan)
- Paparan sinar ultra violet
- Adanya faktor penyakit, antara lain diabetes dan hipertensi
- Terpapar radiasi sinar X dan kemungkinan trauma pada mata.
Kemudian, yang juga perlu diketahui adalah tanda atau gejala katarak yang wajib diwaspadai, antara lain:
- Penglihatan kabur seperti berkabut atau redup
- Meningkatnya kesulitan dengan penglihatan di malam hari
- Sensitivitas terhadap cahaya dan silau
- Perlu penerangan yang lebih terang untuk membaca dan aktivitas lainnya
- Melihat "lingkaran cahaya" di sekitar lampu
- Sering mengganti ukuran kacamata atau lensa kontak
- Warna di sekitar terlihat memudar atau menguning
- Penglihatan ganda dalam satu mata
Pada awalnya, kekeruhan dalam penglihatan yang disebabkan oleh katarak mungkin hanya memengaruhi sebagian kecil lensa mata dan penderitanya mungkin tidak menyadari adanya kehilangan penglihatan.
Umumnya penanganan katarak dilakukan melalui operasi. dr. Samuel Malingkas, Sp.M (K) menjelaskan, operasi katarak dapat dilakukan dengan beberapa teknik operasi, yaitu :
- Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
- Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE),
- SICS (Small Incision Cataract Surgery), dan
- Teknik Fakoemulsifikasi (Phaco Emulsification).
"Operasi katarak melalui teknik Fakoemulsifikasi merupakan pilihan terbaik saat ini yang hanya membutuhkan luka sayatan kecil dan proses penyembuhan yang relatif singkat, pun Siloam Hospitals Manado telah memiliki layananan bedah katarak Teknik Fakoemulsifikasi ini," ungkap dr Samuel secara langsung melalui aplikasi YouTube Siloam Hospitals Manado, Rabu, (25/08/2021).
Dokter Samuel Malingkas yang juga adalah Konsultan Infeksi Imunologi dari Rumah Sakit Siloam Manado itu melanjutkan, teknik Fakoemulsifikasi memiliki banyak banyak keuntungan atau keunggulan.
Di antaranya, fungsi penglihatan menjadi lebih baik, keadaan refraksi stabil, berkurangnya reaksi peradangan pasca operasi, mengurangi pembengkakan kornea mata.
Kemudian, lanjut dia, mengurangi terjadinya katarak sekunder pada kapsul lensa, luka operasi kecil bahkan tersamar tidak terlihat.
"Namun operasi katarak melalui Fakoemulsifikasi ini memiliki tantangan tersendiri yang harus dipersiapkan pasien dan keluarga. Contohnya biaya yang masih cukup tinggi karena memerlukan tehnik operasi khusus, menggunakan lensa implantasi yang dilipat. Pun ada resiko terjadinya ruptur kapsul lensa pada katarak yang keras atau densitas," tutur Samuel.