Mengapa Golkar Lebih Melirik Ganjar Pranowo Dibanding Anies Baswedan? Begini Penjelasan Pakar
Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno membeberkan alasan Golkar lebih tertarik pada Ganjar Pranowo dibanding Anies Baswedan.
"Kita tahu Ridwan Kamil itu sedang istikhoroh, sedang diskusi dengan orangtuanya mencari partai politik. Golkar juga welcome, tapi soal pencapresan nanti dulu, segala sesuatunya ditentukan oleh Airlangga. Beda dong, ketika misalnya menawari Ganjar, ayo Ganjar capres ataupun cawapres, InsyaAllah akan disiapin, kan gitu statementnya Nurdin Khalid," bebernya.

Hal serupa juga menurut Adi berlaku pada Anies Baswedan.
"Kenapa Golkar tidak melirik? bukankah Anies juga barang buruan yang bagus? Tentu melihat stagnasi dari elektabilitas Anies itulah yang saya membacanya, kok rada-radanya membajak Anies dalam konteks saat ini agak kurang menguntungkan bagi Golkar. Makanya kemudian Ganjarlah yang saat ini diburu banyak orang dan sepertinya Golkar tidak mau lepas juga itu tangkapan besarnya," bebernya.
Kemudian soal isu dualisme di PDIP antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani, ia menilai bahwa PDIP akan berpikir realistis bahwa pada akhirnya akan memilih dan mengusung kandidat yang memungkinkan untuk memenangkan Pilpres 2024.
"Karena ada dua hal yang sepertinya sedang dipikirkan betul atau sedang dikontemplasikan betul oleh Ketum Megawati. Satu, agak sulit sebenarnya bagi PDIP itu hatrick, karena kan sudah menang dua kali tuh Jokowi. Karena belum ada fortopolionya tuh di Indonesia, bahkan terjadi pada Demokrat pada periode keduanya justru terjun bebas," bebernya.
Ia melanjutkan, belum ada sejarah parpol di Indonesia menang dalam kontestasi tiga kali berturut-turut.
"Tapi PDIP tentu ingin memecahkan rekor, itu pikiran yang kedua. Apa yang tidak mungkin di negara ini, apa yang tidak mungkin di politik di Indonesia, bagi PDIP sepertinya akan mungkin. Maka disitulah saya membaca opsi rasional mendukung Ganjar Pranowo adalah salah satunya pilihan," kata dia.
Hal itu juga tentunya harus didukung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau Jokowi mendukung yang lain variable PDIP juga akan berkurang, karena PDIP besar sampai sekarang itu karena ada variabel Soekarno, Megawati, dan tentu ada variable Jokowi yang selama beberapa periode itu memenangkan pertarungan," tandasnya.
Untuk itu, kata dia, saat ini bagaimana upaya Ganjar untuk terus menjadi satu-satunya orang yang dalam spotlight pembicaraan politik.
"Kan di situ pertarungannya, tapi kalau tahun-tahun ke depan Ganjar berkurang aura politiknya tentu PDIP akan berpikir yang lain dan pasti akan melirik Puan untuk digandengkan mungkin dengan Prabowo Subianto," kata dia.

Selain itu, ia juga menilai bahwa sosok Ganjar memiliki banyak keuntungan.
"Misalnya di basis pemilih PDIP itu realtif mendukung Ganjar. Saat ini juga basis-basis pemilih yang afiliasinya ke Jokowi lebih memilih Ganjar Pranowo untuk diusung maju kembali. Ganjar dinilai sebagai duplikasi politik wong cilik, merakyat dan apa adanya. Postur politik yang selama ini selalu didengungkan oleh PDIP, bukan pada Puan Maharani malah," bebernya.
Bagaimana dengan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil?
Kemudian ia juga memprediksi nasib Anies Baswedan dan Ridwan Kamil yang menurutnya agak rumit.