Cara Membayar Utang Puasa Ramadhan bagi Orang yang Sudah Meninggal, Bolehkah Dibayar dengan Fidyah?
Berikut ini TribunPalu sampaikan tata cara membayar utang puasa Ramadhan bagi ornag yang sudah meninggal.
Hal itu tertuang dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ
“Barangsiapa yang meninggal dunia lantas masih memiliki utang puasa, maka keluarga dekatnya (walau bukan ahli waris) yang mempuasakan dirinya.” (HR. Bukhari, no. 1952 dan Muslim, no. 1147).
Baca juga: Bagaimana Cara Membayar Utang Puasa Ramadhan bagi Orang Sakit? Bolehkah Menggantinya dengan Fidyah?
Lebih lanjut Ustaz Abdul Somad mengimbau kepada jemaah untuk tidak meninggalkan puasa Ramadan.
"Bagi yang muda-muda jangan kau tinggalkan puasa. Bagi yang sudah tua wajib untuk mengqadha puasa.
Bagi yang mamaknya masih hidup, silakan ditanya puasanya bolong berapa," sambungnya.
Apabila orangtua masih sanggup untuk membayar utang puasa dengan mengqadha puasa, maka lebih baik mengqadha saja.
Namun jika suatu hari orangtua yang memiliki utang puasa Ramadan telah meninggal dunia, maka sang anak wajib untuk menggantikan puasanya.
"Tanya puasa mak berapa ditinggal mak? Sekian hari silakan qadha. Kalau dia sudah meninggal, kita qadhakan," ungkap Ustaz Somad.
Ustaz Abdul Somad juga membeberkan cara untuk mengqadha puasa dengan mudah, yakni dengan menggabungkan puasa Senin Kamis.
Meski demikian, niat yang dibacakan adalah niat mengganti puasa Ramadan.
"Menggantinya bisa dengan Senin Kamis, niatnya qadha puasa," tandasnya.
Mengganti puasa dengan metode ini akan mendapatkan padahal yang berlipat, yakni puasa sunah dan puasa qadha.
Baca juga: Bagaimana Cara Membayar Utang Puasa Ramadhan bagi Wanita Hamil & Menyusui? Apakah dengan Fidyah?
Cara Membayar Utang Puasa Ramadhan dengan Puasa Senin Kamis