Manfaat Ketumbar Bantu Buang Racun dan Mikroba Berbahaya dalam Tubuh, Lawan Infeksi Saluran Kemih

TRIBUNPALU.COM - Jika Anda memiliki infeksi pada saluran kemih, ketumbar ternyata bisa menjadi satu bantuan untuk Anda.

Hal ini dikarenakan ketumbar diyakini mampu membuang racun hingga mikroba berbahaya dari dalam tubuh.

Sebagaimana diketahui, ketumbar memang menjadi satu di antara rempah yang memiliki banyak manfaat kesehatan.

Pasalnya, ketumbar memiliki kandungan vitamin, mineral, hingga senyawa lain yang baik bagi orang-orang yang mengonsumsinya.

Sebagaimana dikutip dari situs web Nutrition Data,  ketumbar merupakan sumber vitamin B yang sangat baik.

allthatgrows juga menyebutkan bahwa ketumbar menjadi sumber Vitamin K, Vitamin C, dan protein.

Tak hanya itu, dilansir oleh Grid.id, ketumbar juga mengandung Vitamin A, Folat, Kalium, Vitamin E, mangan, kalsium, zat besi, magnesium.

Ketumbar juga memiliki kualitas antibiotik, anti-inflamasi, dan anti-oksidan.

Baca juga: Konsumsi Ketumbar untuk Bantu Anda Menghilangkan Stres hingga Gejala Kecemasan, Begini Penjelasannya

Baca juga: Bantu Tidur Lebih Nyenyak dengan Memanfaatkan Ketumbar, Simak Info Lainnya soal Gangguan Susah Tidur

Berbagai sumber nutrisi yang dimiliki ini tentu menjadikan ketumbar sebagai bahan alam yang banyak manfaatnya.

Seperti dilansir healthline.com, satu di antara manfaat luar biasa ketumbar ini adalah kemampuan ketumbar melawan infeksi saluran kemih (ISK).

Hal ini terkait dengan ketumbar yang mengandung senyawa antimikroba yang dapat membantu melawan infeksi tertentu dan penyakit bawaan makanan.

Dodecenal, senyawa dalam ketumbar, juga dapat melawan bakteri seperti Salmonella , yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Sebuah studi juga menunjukkan bahwa minyak ketumbar harus digunakan dalam formulasi antibakteri karena kemampuannya untuk melawan penyakit bawaan makanan dan infeksi yang didapat di rumah sakit.

Lebih lanjut, dikutip dari allthatgrows, ketumbar diyakini efektif mengobati infeksi saluran kemih karena kemampuannya meningkatkan laju filtrasi ginjal yang memungkinkan pembentukan urin lebih cepat.

Ini mengarah pada retensi air yang lebih rendah dalam tubuh dan memungkinkannya membuang racun dan mikroba.