KKB Papua

Kelemahan KKB Papua Malah Dibongkar Orang Dalam: Kalau Tidak Tiap Hari Kami Serang!

Kelompok separatis di Papua makin sering menebar teror yang mengancam keselamatan masyarakat.

Handover
Penampakan KKB Papua berkumpul di atas puncak gunung. 

Kekurangan yang dimaksud, adalah amunisi. Persediaan amunisi terbatas, sehingga perjuangan KKB agak terganggu.

"Untung kami kekurangan amunisi, kalau tidak tiap hari kami obok-obok TNI Polri. Tiap hari kami serang teroris Indonesia," ucap Sebby Sambom.

Pernyataan tersebut seakan mengandung kebenaran bila ditilik dari seringnya KKB Papua melakukan penyerangan.

Apalagi setiap kali menyerang, sering menimbulkan korban jiwa, baik itu dari TNI Polri maupun warga sipil lainnya.

Salah satu fakta tentang korban serangan itu, adalah prajurit TNI yang tewas dalam serangan baru-baru ini.

Tewasnya prajurit TNI itu diduga sebagai aksi balas dendam KKB atas tewasnya anggota KKB di tangan prajurit TNI Polri.

Hal semacam ini sudah diingatkan beberapa kali oleh Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri.

"Satgas Operasi Damai Cartenz harus waspada karena pasti ada aksi balas dendam dari KKB," pesan Mathius setiap kali ada korban jiwa di kalangan KKB.

Kekhawatiran Kapolda Papua itu selalu terbukti. Buktinya saat tertembaknya Ali Teu Kogoya, salah satu komandan operasi KKB.

Tak lama setelah insiden penembakan Ali Teu Kogoya, KKB pun melakukan serangan balasan walau tanpa korban jiwa dari kalangan TNI Polri.

Namun beberapa waktu kemudian, KKB menembak mati dua tukang ojek yang baru saja mengantar penumpang ke tempat tujuan di Papua.

Dalam aksi tersebut, Sebby Sambom mengklaim bertanggungjawab atas insiden yang dilancarkan anak buahnya tersebut.

Baca juga: Identitas Komandan KKB Papua yang Tembak Tukang Ojek di Puncak, Dulu Nekat Serang Pos TNI

Namun, menurut dia, tukang ojek itu terpaksa dihabisi karena merupakan bagian dari TNI Polri. "Tukang ojek itu mata-mata TNI Polri," katanya.

Apalagi, lanjut dia, baru-baru ini ia juga telah menyampaikan pengumuman yang isinya meminta semua warga sipil non Papua agar tinggalkan daerah itu.

Lantaran tak mengindahkan perintah tersebut, lanjut dia, maka kedua tukang ojek itu pun terpaksa ditembak mati.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved