Manfaatkan Jahe, Minyak Ikan hingga Kurkumin untuk Bantu Atasi Inflamasi dengan Cara Alami

Untuk mengatasi peradangan, Anda dapat memanfaatkan bahan alami seperti jahe, kurkumin, minyak ikan, hingga vitamin D

bulgarianspices
Ilustrasi jahe- Untuk membantu mengatasi inflamasi, jahe dapat menajdi salah satu pilihan yang tepat. 

TRIBUNPALU.COM – Peradangan atau inflamasi adalah respons kekebalan jangka pendek yang normal terhadap trauma, penyakit, dan stres.

Namun, peradangan jangka panjang dapat disebabkan oleh pilihan diet yang buruk dan kebiasaan gaya hidup seperti kurang tidur, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.

Peradangan kronis ini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Konsumsi makanan anti inflamasi, olahraga, tidur yang cukup, dan manajemen stres dapat membantu membalikkan peradangan kronis. Dalam beberapa kasus, mendapatkan dukungan tambahan dari suplemen dapat memperbaiki kondisi.

Melalui laman ini, TribunPalu menginformasikan lima bahanalami yang dapat membantu mengatasi inflamasi melansir dari laman Healthline:

Baca juga: Tahukah Kamu Jahe dan Bawang Putih Dapat Cegah Kanker hingga Tingkatkan Imunitas? Ini Faktanya

1. Kurkumin

Curcumin adalah senyawa yang ditemukan dalam bumbu kunyit, yang biasa digunakan dalam masakan India dan dikenal dengan warna kuning cerahnya. Ini memberikan beberapa manfaat kesehatan yang mengesankan.

Curcumin dapat membantu mengurangi peradangan pada diabetes, penyakit jantung, penyakit radang usus, dan kanker, di antara kondisi lainnya.

Senyawa ini juga bermanfaat untuk mengurangi peradangan dan memperbaiki gejala osteoartritis dan rheumatoid arthritis.

2. Minyak Ikan

Suplemen minyak ikan mengandung asam lemak omega 3, yang penting untuk kesehatan yang baik. Mereka dapat membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan diabetes, penyakit jantung, dan kondisi lainnya.

Dua omega 3 utama dalam minyak ikan adalah asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA).

Tubuh Anda mengubahnya menjadi ALA, yang merupakan asam lemak esensial.

DHA, khususnya, telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi yang mengurangi kadar sitokin dan meningkatkan kesehatan usus. Ini juga dapat mengurangi peradangan dan kerusakan otot yang terjadi setelah berolahraga, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi DHA dapat secara signifikan mengurangi tingkat penanda inflamasi dibandingkan dengan plasebo.

Jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau Anda sedang mengonsumsi pengencer darah, bicarakan dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi minyak ikan.

3.  Jahe

Akar jahe umumnya digunakan dalam masakan dan memiliki sejarah penggunaan dalam pengobatan herbal juga.

Ini juga digunakan sebagai obat rumahan untuk mengobati gangguan pencernaan dan mual, termasuk mual di pagi hari selama kehamilan.

Dua komponen jahe, gingerol dan zingerone, dapat membantu mengurangi peradangan yang terkait dengan beberapa kondisi kesehatan, termasuk diabetes tipe 2.

Konsumsi jahe juga dapat berdampak positif pada HbA1c (kontrol gula darah selama 3 bulan) dari waktu ke waktu.

Satu studi mencatat bahwa ketika penderita diabetes diberi 1.600 mg jahe setiap hari selama 12 minggu, kontrol gula darah mereka meningkat dan tingkat peradangan menurun secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Studi lain menemukan bahwa wanita dengan kanker payudara yang mengonsumsi suplemen jahe memiliki tingkat penanda inflamasi CRP dan interleukin-6 (IL-6) yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo, terutama ketika suplemen jahe dikombinasikan dengan olahraga.

Hingga 2 gram jahe setiap hari aman, tetapi dosis yang lebih tinggi mungkin memiliki efek pengencer darah. Jika Anda mengonsumsi obat pengencer darah, bicarakan dengan profesional kesehatan sebelum menambahkan jahe melebihi jumlah yang biasanya digunakan dalam memasak.

4. Spirulina

Spirulina adalah jenis ganggang biru-hijau dengan efek antioksidan yang kuat.

Penelitian telah menunjukkan bahwa itu mengurangi peradangan, meningkatkan penuaan yang sehat, dan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Meskipun sebagian besar penelitian telah menyelidiki efek spirulina pada hewan, penelitian pada orang dewasa yang lebih tua telah menunjukkan bahwa itu dapat meningkatkan penanda inflamasi, anemia, dan fungsi kekebalan tubuh.

Tidak ada efek samping signifikan yang diketahui, tetapi orang dengan kondisi autoimun mungkin ingin menghindarinya karena dapat memperburuk kondisi mereka karena potensi sifat penguatan kekebalannya.

5. Vitamin D

Vitamin D adalah nutrisi penting yang larut dalam lemak yang memainkan peran kunci dalam kesehatan kekebalan tubuh dan mungkin memiliki beberapa sifat anti-inflamasi yang kuat.

Dalam beberapa penelitian, para peneliti telah mencatat hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dan adanya peradangan.

Dalam sebuah penelitian kecil berkualitas tinggi pada 44 wanita dengan kadar vitamin D rendah dan sindrom pramenstruasi, para peneliti mencatat bahwa mengonsumsi 50.000 Unit Internasional (IU) vitamin D setiap 20 hari selama 4 bulan menyebabkan penurunan peradangan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Temuan serupa telah dicatat pada orang yang memiliki kekurangan vitamin D selain obesitas.

Dalam jangka panjang, orang dewasa tidak boleh mengonsumsi lebih dari 4.000 IU per hari. Vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K disimpan dalam sel lemak dan dapat menumpuk seiring waktu, berpotensi menyebabkan toksisitas.

(TribunPalu.com/Linda)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved