Kamaruddin Simanjuntak Sempat ''Menghilang'', Muncul Langsung Ungkap Dugaan Upaya Sambo ke Istana
Untuk diketahui, Kamaruddin Simanjuntak banyak mendapat pengancaman hingga hendak dipolisikan oleh beberapa orang.
“Berhasil apa tidak (lobi itu) saya tidak tahu. Tetapi yang jelas berdasarkan informasi intelijen itu digunakan, kan begitu. Ketua Komisi di DPR ini kemudian juga melobi Kementerian yang lain yang menterinya itu eks Polri," kata Kamaruddin.
Bukan hanya itu, Kamaruddin mengatakan tim konektivitas atau tim independen perlu dalam perkara pembunuhan berencana Brigadir J karena mengungkap kasus ini secara terang benderang sesuai keinginan Presiden Jokowi tidak mudah.
Sebab menurut Kamaruddin, banyak pihak yang terlibat dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
“Karena saya sudah memahami perkara ini sejak awal, berdasarkan informasi-informasi dari intelijen saya yang menyatakan banyaknya keterlibatan para pihak mulai daripada Polres, Polda, Pidum Polri dan Propam kan begitu,” ujar Kamaruddin.
“Tapi sayang yang dilakukan Presiden hanya berbicara 4 kali menyatakan buka seterang-terangnya, tetapi sayang permintaan pak presiden itu tidak dihiraukan atau tidak diindahkan oleh Polri begitulah kira-kira," kata dia menambahkan.”
Curiga Ferdy Sambo Guyur Uang ke Sejumlah Lembaga
Kamaruddin Simanjuntak mengungkit isi pelecehaan seksual terhadap Putri Candrawathi yang dituduhkan kepada kliennya Brigadir J.
Dia menilai isu pelecehan seksual sengaja dihembuskan oleh pihak yang ingin melindungi Ferdy Sambo dkk.
Kamaruddin menilai perjuangan ke depan untuk mendapatkan keadilan masih cukup panjang.
Ia menduga Ferdy Sambo telah mengguyur dana ke sejumlah pihak.
Walaupun tak menyebut nama lembaga, Kamaruddin meminta pihak-pihak yang sebelumnya diduga telah menerima amplop dari pihak Ferdy Sambo diperiksa.
"Kan sudah ada LPSK yang mengakui disodorkan amplop dan ditolaknya. Nah bagaimana dengan lembaga yang lain? Ini hal serius, harus diperiksa," ujar Kamaruddin.
Dia menjelaskan awalnya disebut pelecehan disebut di Duren Tiga.
Kasus itu sempat naik ke penyidikan, kemudian dihentikan karena tidak ditemukan ada peristiwa tersebut di lokasi itu.
"Sekarang pindah ke Magelang. Itu sudah sangat jauh. Ini skenario baru lagi," jelasnya.
"Kalau dari Duren Tiga ke Duren Lima, mungkin masih masuk akal, bisa jadi karena salah hitung durennya," Kamaruddin menyindir.
Kamaruddin, terkait peristiwa di Magelang, awalnya muncul pernyataan pelecehan terjadi pada tanggal 4 Juli.
"Padahal pada saat itu Ibu Putri masih chat dengan adik Yosua, kirim foto Yosua sedang menyetrika baju, memuji-muji Yosua. Mana mungkin korban kekerasan seksual memuji-muji pelaku," ujarnya.
Kini muncul penyebutan kejadian pelecehan pada 7 Juli 2022.
Dia kembali meragukannya.
"Karena pada saat itu, Yosua dicari-cari ibu Putri, bahkan disuruh ajudan cari dan panggil masuk ke kamar," jelasnya.
"Mereka bicara empat mata di dalam kamar selama sekitar 15 menit.
Apa mungkin kalau dilecehkan, masih mau bertemu dengan pelaku? Jelas itu hanya cerita rekayasa," tegas Kamaruddin.
Sementara Aktivis perempuan Irma Hutabarat mengungkap kesedihan terbesar orangtua terutama ibunda Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Diungkapkan Irma Hutabarat, ibu dari Brigadir Yosua sangat terpukul atas tudingan kepada anaknya sebagai pelaku pelecehan seksual.
"Anak sudah meninggal, tapi masih ada fitnah, tuduhan pelecehan seksual," kata Irma Hutabarat, pada wawancara di Kantor Tribun Jambi, Senin (12/9/2022) sore.
Dia menyebut, tudingan ini sangat menyakitkan hati seorang ibu, ketika anaknya sudah diambil nyawanya, tapi masih mendapat label negatif.
"Padahal kepolisian sudah menghentikan kasus dugaan pelecehan, tapi kok masih disebut-sebut oleh Komnas HAM? Inilah yang hingga kini membuat orangtua Yosua masih sangat bersedih," jelasnya.
Kematian Yosua saja sudah menjadi beban berat bagi seorang orangtua, terlebih pada ibu yang melahirkannya.
"Nyawa sudah diambil lewat pembunuhan berencana, tapi masih tega membuat fitnah seperti itu. Isu pelecehan ini sangat tidak masuk akal," ucapnya.
Sumber: Kompas.TV/Tribun Jambi
Kembali Koar-koar
Di sela-sela kunjungannya ke kediaman orangtua Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak nyatanya sempat mengurai pernyataan terbaru terkait kasus kliennya.
Dalam keterangannya di depan awak media Jambi, Kamaruddin Simanjuntak mengkritik keras aksi Komnas HAM yang terus menggaungkan dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.
"Mengapa mereka ini terus mengatakan dugaan pelecehan seksual padahal sudah SP3. Kan laporan mengenai pelecehan seksual itu kan tidak terbukti atau tidak ditemukan buktinya, atau tidak terjadi. Yang terjadi adalah pembunuhan berencana," ungkap Kamaruddin Simanjuntak.

Curiga dengan maksud Komnas HAM itu, Kamaruddin Simanjuntak pun mengurai analisa.
"Kenapa mereka selalu mengatakan pelecehan ? mungkin, atau diduga, mereka telah melakukan kontrak di awal, harus selalu mengatakan itu. Dan di balik kontrak itu mungkin ada prestasi," kata Kamaruddin Simanjuntak.
"Jadi kalau dia tidak mengucapkan itu, mungkin akan ada wanprestasi. Lu kan sudah 'dibayar' harus selalu ngomong pelecehan, kenapa enggak ngomong ? terbukti LPSK tidak mau ngomong lagi karena mereka menolak amplop itu (diduga dari Ferdy Sambo)," sambungnya.
Banyak Diancam Orang
Jarang tampilnya Kamaruddin Simanjuntak di layar kaca juga diduga lantaran ia tengah sibuk mengurusi kasus yang dialaminya sendiri.
Untuk diketahui, Kamaruddin Simanjuntak banyak mendapat pengancaman hingga hendak dipolisikan oleh beberapa orang.
Kamaruddin Simanjuntak diancam dipolisikan oleh Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Direktur Utama (Dirut) Taspen ASN Kosasih, serta Petinggi Partai Demokrat.
Mereka mengancam mempolisikan Kamaruddin Simanjuntak lantaran buntut dari penyataan kuasa hukum pihak Brigadir J tersebut.
Hal tersebut terjadi saat Kamaruddin menangani kasus pembunuhan Brigadir J.
Kasus pertama yang menjerat Kamaruddin Simanjuntak adalah ancaman bakal dipolisikan oleh Direktur Utama (Dirut) Taspen ASN Kosasih.
Awal mula kasus tersebut adalah saat Kamaruddin Simanjuntak menyebut adanya dana Rp 300 triliun yang dipersiapkan untuk modal kampanye seorang capres di Pilpres 2024.
Dalam video yang beredari di linimasa, Kamarudin menuding Dirut BUMN PT Taspen yang mengelola dana Rp 300 triliun itu dan memiliki banyak wanita simpanan, diberitakan Tribunnews sebelumnya.
Para wanita ini disebut dititipi uang oleh dirut BUMN tersebut dari hasil investasi dana perusahaan.
Kasus Kedua yang menerpa Kamaruddin adalah saat sang pengacara membuat Ahok murka.

Kamaruddin Simanjuntak menyinggung nama Ahok dalam perkara Kasus Brigadir J dan Ferdy Sambo yang ditanganinya.
Saat itu Kamaruddin mengandaikan Ahok pada apa yang terjadi di Irjen Ferdy Sambo.
"Saya belajar dari kasus Ahok. Waktu itu Ahok menuduh ibu Veronika lah yang berselingkuh. Mungkin semua kita masih mengingat-ingat itu. Bahkan Ahok paling sering menyebut nama Yesus.
Seolah-olah Ahok itu bener. Tetapi ketika Ahok sudah dipenjara, tiba-tiba dia bikin perjanjian perkawinan dengan ajudan ibu (ajudan Veronika Tan saat menjadi istri wakil Gubernur DKI) itu," ujar Kamaruddin dalam potongan video yang kemudian menyebar di sosial media TikTok, Kamis (21/7/2022), dikutip dari Wartakotalive.com.
Menanggapi hal tersebut, Ahok melalui kuasa hukumnya, Ramzy menyebut akan memperkarakan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, jika tidak segera minta maaf dalam waktu 2X24 jam, terhitung sejak Minggu (24/7/2022).
Menurut Ramzy, ucapan Kamaruddin yang menyinggung masalah keluarga Ahok dinilai berbahaya dan tak pantas serta sudah mencemarkan nama baik kliennya.
Kasus ketiga yang tengah dihadapi Kamaruddin Simanjuntak adalah terkait Partai Demokrat.
Beberapa waktu lalu, Kamaruddin Simanjuntak mengakui pernah disembah jenderal utusan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Terkait pengakuan tersebut, pihak Partai Demokrat langsung membantahnya dan menganggapnya sebagai hoaks atau berita bohong.
Kepala Badan Hukum dan Pengamanan Partai Demokrat Mehbob mengatakan pihaknya sejauh ini sudah melayangkan somasi kepada Kamaruddin Simanjuntak untuk meminta maaf kepada SBY maupun Partai Demokrat.
Kata Mehbob, fakta hukum bahwa Kamaruddin Simanjuntak menyebut sebagai pengacara yang pernah disembah oleh SBY sudah beredar luas di media sosial, dikutip dari Kompas TV.
(TribunnewsBogor.com/khairunnisa)
Diolah dari artikel TribunnewsBogor.com dengan judul Paling Berani Lawan Ferdy Sambo, Kamaruddin Simanjuntak Kini Pilih Diam, Terungkap Begini Kondisinya
Baca artikel lainnya terkait Kamaruddin Simanjuntak di sini>>