Banggai Hari Ini
Festival Sastra Banggai 2022 Hadirkan Puluhan Penulis dan Seniman, Berikut Profilnya
Festival Sastra Banggai (FSB) keenam ini dimulai sejak tanggal 24 sampai 27 November 2022, di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Teluk Lalong
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: mahyuddin
Perempuan yang giat menulis cerpen, puisi, novel anak, dan skenario film ini telah menerbitkan buku kumpulan cerpen Tanda Seru di Tubuh dan Titimangsa, serta buku anak Hikayat Gunung Mekongga.
Cerpennya juga termuat dalam buku antologi bersama Tat Tvam Asi, Kulminasi, Sadasa, dan Cerpen Tani, Puisi-puisinya terdokumentasi dalam buku antologi bersama; 9 Pengakuan, Teluk Bahasa, Mentari di Bumi Anoa, dan Kita Halmahera.
Pada tahun 2015 diundang sebagai Penulis Emerging di Makassar International Writers Festival, kemudian di Ubud Writers and Readers Festival 2016.
Serta menjadi salah seorang delegasi Indonesia di Majelis Sastra Asisa Tenggara 2018.
Bersama Komunitas Rumah Andakara, aktif dalam kerja-kerja literasi dan kebudayaan di Sulawesi Tenggara.
# Mustafa Abd Rahim, Wakil Rektor I Unismuh Luwuk Banggai. Mantan Dekan Fakultas Pertanian yang menyukal dunia seni.
# Andari Jamalina Pratami atau dikenal Aya Canina merupakan orang yang ekspresif melalui tulisan.
Dia merupakan penulis kelahiran Jakarta, 22 Januari 1995.
Aya memiliki keterampilan dalam merangkai kata dan ia tuliskan dalam sebuah platform menulis serta media sosial: Aya diketahui telah gemar menulis sejak 2016 namun karyanya banyak berupa puisi.
Sementara di Instagram, dia mulai sering menuis puisi sejak tahun 2017. Puisi tersebut mengisahkan kerinduan seseorang.
Aya Canina juga sempat mengunggah karyanya yang lain di sebuah platform menulis yakni penakota.id.
Karya pertama yang ia unggah merupakan puisi bertajuk Di Pesta Pernikahan tahun 2018 lalu.
Aya dikenal aktif menulis puisi di berbagai platform menulis dan media sosial.
Aya Canina akhirnya mengabadikan karyanya dalam sebuah buku bertajuk la Meminjam Wajah Puisi yang rilis pada 2020.
# Genta Kiswara akrab disapa dengan panggilan Gegen lahir 27 Mei 1994. Nama Genta Kiswara tentu sudah tidak asing lagi bagi para pecinta sastra masa kini.
Penulis yang sudah merilis enam buku yang berjudul Pada Sebuah Kata Pergi, Evolusi Rindu, Nelangsa, Kalandra, Antar Kota Antar Perasaan, dan yang tak tersampaikan usai perpisahan ini mampu mengikat hati para pembaca untuk larut dalam nuansa sedih nan mendayu-dayu yang hadir di keenam buku tersebut.
Genta Kiswara yang memiliki hobi travelling ini awalnya mulai merasa bahwa ada lahan di media sosial yang bisa ia manfaatkan untuk mengekspresikan diri.
Jika sebagian besar traveller hanya menulis hal-hal yang memiliki kaitan dengan tempat yang dikunjungi saja, maka Genta ingin menjadi berbeda.
la menuliskan kesan-kesan syahdu mengenai tempat yang ia kunjungi.
# Maria Pankratia adalah penerima beasiswa Beyond Projects and Spaces 2022 oleh Goethe-Institut Indonesien serta Emerging Writer Makassar International Writers Festival 2017.
Selain menjadi Manajer Program Klub Buku Petra dan Flores Writers Festival, Maria Pankratia adalah penerima beasiswa Beyond Projects and Spaces 2022 oleh Goethe-Institut Indonesien serta Emerging Writer Makassar International Writers Festival 2017.
Artikelnya, KTP untuk Kaum Waria, Kenapa Tidak? menjadi Juara III Kategori Umum Lomba Penulisan dan Liputan Keberagaman Gender. la merupakan bagian dari Bacapetra.co; platform yang fokus pada pengembangan sastra dan literasi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
# Ilda Karwayu, menulis puisi, fiksi, dan non-fiksi. Telah menerbitkan sejumlah buku puisi, di antaranya "Eulogi" (PBP, 2018) dan "Binatang Kesepian dalam Tubuhmu" (GPU, 2020). ILDA KARWAYU, menulis puisi, fiksi, dan non-fiksi.
Telah menerbitkan sejumlah buku puisi, di antaranya "Eulogi" (PBP, 2018) dan "Binatang Kesepian dalam Tubuhmu" (GPU, 2020).
Aktif berkegiatan di Komunitas Akarpohon Mataram, serta kerja-kerja manajerial seni di Lombok.
Sehari-hari mengajar bahasa Inggris dan BIPA di Mataram Lingua Franca Institute (MaLFI).
# Riyana Rizki lahir 16 Juli di Masbagik, Lombok Timur.
Ia menulis buku kumcer Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan yang diterbitkan oleh Mojok.
la lahir di Masbagik, Lombok Timur.
Menjadi Emerging Writer dalam Makassar International Writers Festival 2018 dan terlibat dalam penulisan profil perempuan ulama KUPIPEDIA 2021.
Selain mengajar, ia aktif berkegiatan di Yayasan Saling Jaga Indonesia.
# Margareth Ratih Fernandez berdomisili di Yogyakarta. Setelah lulus dari prodi Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta pada 2016.
la bekerja sebagai periset dan editor freelance untuk beberapa LSM dan penerbit.
Kurang lebih 3 tahun terakhir, ia bekerja penuh waktu sebagai staf redaksi di Penerbit Buku Mojok.
Bersama teman-temannya di Perkawanan Perempuan Menulis, ia menerbitkan kumcer Tank Merah Muda.
Pada 2021, salah satu cerpennya terbit dalam kumcer Penghilangan Paksa yang diterbitkan oleh KontraS dan Penerbit Ultimus.
Tahun ini, Ratih juga terlibat dalam penyelenggaraan Sekolah Pemikiran Perempuan sebagai staf kesekretariatan.
# Irawita, adalah seorang seniman asal Jakarta. Mulai mengenal teatersejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas dan bergabung dengan beberap group teater di Gelanggang Remaja Jakarta Barat.
Telah terlibat sebagai aktor dan tim produk dengan beberapa dan berkolaborasi dengan beberapa seniman dari manca negara.
Tahun 2000 menjadi seorang pendiri Komunitas Seni Budaya Paseban sekaligus sebagai pengolalanya hingga kini.
Pada tahun 2013 mendirikan Teater Perempuan Paseban sebuah ruang pendidikan alternatif lewat seni budaya bagi para perempuan di sekitar tinggalnya.
Di tahun yang sama, diundang sebagai salah seorang peserta program Bengkel Penulisan Naskah Drama oleh Dewan Kesenian Jakarta dan Naskah Drama karyanya yang berjudul LASTRI menjadi salah satu judul naskah dalam buku Antologi Naskah Drama.
# Neni Muhidin, penulis, pendiri Nemu Buku, perpustakaan komunitas di Palu. Menulis esai, karya sastra, dan monografi.
Dua buku monografi terakhir yang diterbitkan adalah Bamboo T-Shelter, Hunian Sementara Bambu di Namo, Sigi (2019), dan Mai Jagai Tobui (2022), buku tentang komunitas nelayan dan konservasi di perairan Balantak, Sulawesi Tengah.#
# Reza Nufa, seorang penulis kelahiran Bogor yang saat ini tinggal bersama keluarga kecilnya di Banggai.
Ia telah menulis beberapa buku, dua di antaranya adalah sebuah kumcer, Pacarku Memintaku jadi Matahari, dan satu-memoar perjalanan kaki dari Ciputat menuju puncak Gunung Rinjani, Lombok, Pulang ke Rinjani.
Tulisan-tulisannya berkutat pada penelusuran sisi terdalam manusia, terutama pada bagaimana manusia berdamai dengan hal-hal tajam yang menembus daging hingga batinnya.
# Dwi Maharia, lahir 4 April 1980. Menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako jurusan Budidaya Pertanian program studi Agronomi dan S2 program studi Ilmu-ilmu Pertanian di perguruan tinggi yang sama. S
aat ini Dwi bekerja di DinasKetahanan Pangan Kabupaten Banggai sebagai fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian(PMHP).
Sejak 2003 sampai saat ini masih aktif mengajar di fakultas Pertanian Universitas Tompotika Luwuk pada program studi Agroteknologi.
# Zaedar A Dg Masese, lahir di Jakarta 14 September 1981. Menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Hama dan Penyakit Universitas Tadulako pada tahun 2004 dan S2 jurusan Agribisnis di perguruan tinggi yang sama pada tahun 2011.
Melanjutkan pendidikan S3 di Program Ilmu Pertanian Minat Hama & Penyakit Tanaman di Universitas Hasanudin.
Sejak 2005 telah menjadi dosen tetap di Fakultas Pertanian, Universitas Tompotika Luwuk.(*)
