Sisi Lain Palu
Kisah Pria di Palu Tiap Hari Keliling Jualan Tisu, Punya Tekad Besar Sekolahkan Anak Hingga Lulus
Kisah haru ini datang dari Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Banyak hal-hal baik yang bisa kita ambil dari kisah hidup seorang ayah yang bernama Ha
Laporan Wartawan TribunPalu, Rian Afdhal
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kisah haru ini datang dari Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.
Banyak hal-hal baik yang bisa kita ambil dari kisah hidup seorang ayah yang bernama Hamsah Bulukadang.
Menginjak usia ke 54, tak henti-hentinya ia mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Keseharian seorang ayah yang sering dipanggil opa adalah berjualan tisu keliling menggunakan gerobak.
Baca juga: AHY Berkunjung ke Palu 27-28 Februari 2023, Lantik 13 Ketua DPC dan Hadiri Dialog Rakyat
Hari ini dia mengenakan Topi hitam, baju biru selaras dengan celananya sambil membawa tas samping yang berwarna hitam mendorong gerobak yang bertuliskan Semangat dan Sabar Torang Semua Bersaudara berjalan di Jl Samratulangi, Kelurahan Besusu Tengah, Kecamatan Palu Timur, Jumat (24/2/2023).
Tak hanya menjual tisu, pria paruh baya itu juga bekerja sebagai pemulung untuk menafkahi kedua anaknya.
"Saya memulung dulu di jam 7, setelah selesai itu sekitar jam 10 saya mulai menjual tisu sudah saya siapkan memang gerobak," ucapnya saat ditemui TribunPalu di sela-sela ia menjual di Jl Samratulangi.
Baca juga: Lowongan Kerja Terbaru Untuk Lulusan Sarjana di BukaLapak, Simak Tugas, Syarat dan Cara Daftaranya
Ia mengakui, anaknya saat ini berjumlah 5 orang namun 2 diantaranya sudah menikah dan 1 anaknya lagi bersekolah di Provinsi Gorontalo.
Terpuruk pada saat pandemi Covid-19, ia tetap bersemangat demi keberlanjutan pendidikan anaknya yang saat ini masih menduduki Sekolah Dasar.
Ayah pejuang keras yang tinggal di sebuah Kos-kosan dijalan S Parman itu, telah ditinggalkan Istrinya (meninggal) sejak anak bungsunya masih bayi.
Tekad yang besar untuk menyekolahkan dan membahagiakan anak-anaknya membuatnya kuat dan pantang menyerah.
Baca juga: Diminta Jadi Narasumber Rakerda REI Sulteng, Hadianto Rasyid Beri Jawaban Ini
"Makanya saya kerja keras, karena saya malu kalau anak-anakku lapar, saya juga kasih sekolah supaya tidak di bodoh bodohi," ujarnya.
Menurutnya, dalam satu tisu keuntungan yang dia peroleh sebanyak Rp 1.500 jadi jika ditotalkan pendapatan perhari berkisar Rp30 sampai Rp50.
"Yang penting bisa dipakai bayar kos dan tidak susah makan, kos saya perbulan Rp 400 ribu," tuturnya. (*)
Mengenal Tondo Kiri, Kawasan Lokalisasi Prostitusi Legendaris di Kota Palu |
![]() |
---|
Kisah Penjual Dange Tabaro di Palu Bisa Sekolahkan Anak Sampai Lulus SMA |
![]() |
---|
Kisah Pemulung dengan Keterbatasan Fisik di Palu, Dorong Gerobak Keliling Kota Dapat Rp 25 Ribu |
![]() |
---|
Hendak Jual Motor Hasil Curian, Dua Pelajar Diringkus Polisi di Jl Rajamoili Palu |
![]() |
---|
Tumpas Judi di Kota Palu, Kapolresta Minta Warga Melapor Jika Ada Informasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.