Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Terus Bertambah: 17 Tewas, 51 Luka-luka

Jumlah korban jiwa maupun luka-luka akibat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang terus bertambah.

|
handover/tribunnews
Jumlah korban jiwa maupun luka-luka akibat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang terus bertambah. Berdasarkan update terbaru BPBD DKI Jakarta, hingga Sabtu (4/3/2023) dini hari, jumlah korban tewas Kebakaran Depo Pertamina Plumpang sebanyak 17 orang. 

Detik-detik Kebakaran Depo Pertamina Plumpang begitu mencekam.

Kebakaran Depo Pertamina Plumpang terjadi pada Jumat (3/3/2023) malam.

Suasana mendadak kacau ketika api dari Kebakaran Depo Pertamina Plumpang menyambar rumah warga.

Ledakan yang disebut-sebut warga terdengar sebanyak dua kali itu, benar-benar memecah kesunyian malam.

Salah seorang warga sekitar, Gilang, mengatakan, kawasan rumahnya memang sedang diguyur hujan beberapa saat sebelum adanya ledakan tersebut.

Ketika sedang turun hujan, tak jarang suara petir terus menyambar disertai kilatan cahaya yang membelah hitamnya langit pada malam itu.

Rentetan suara petir tersebut pun sampai pada klimaksnya, ketika disertai suara ledakan yang diduga berasal dari pipa Pertamina tersebut.

“Memang lagi hujan bang petirnya banyak banget, nah gak lama setelah ada petir itu baru terdengar suara ledakan. Katanya sih pipa minyaknya tersambar petir,” tutur Gilang di lokasi, Sabtu (4/3/2023) dini hari.

Pasca ledakan itu, Gilang mengatakan api mulai membumbung tinggi di langit, dan menyambar banyak rumah warga.

Warga pun panik dan berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri, hingga akhirnya suasana semakin mencekam setelah adanya ledakan kedua.

“Nah itu kan warga berbondong-bondong keluar pada nyelametin diri, meledak lagi apinya tinggi banget,” ungkapnya.

Gilang mengatakan, hanya satu tujuannya kala itu, yakni mengevakuasi seluruh anggota keluarganya agar menjauh sebisa mungkin dari lokasi kejadian.

Pasalnya, rumah Gilang hanya berjarak kurang lebih 100 meter dari titik lokasi ledakan.

Selesai ia mengevakuasi dan memastikan seluruh anggota keluarganya lengkap dan dalam kondisi selamat, ia pun mulai menyaksikan banyak korban berjatuhan.

“Ya Allah itu saya kira sudah meninggal, tapi masih ada napasnya. Sampai dibawa pakai gerobak pasir sama warga,” ucap Gilang.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved