Palu Hari Ini
Pendukung dan Keluarga Jenguk Yahdi Basma di Rutan Kelas IIA Palu
Massa itu terdiri dari Bantaya, Pospera, Pena 98, Paguyuban Morowali Balut, Tolitoli, Buol dan mahasiswa.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Moh Salam
TRIBUNPALU.COM, PALU - Massa dari Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) dan Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 1998) mendatangi Rutan Kelas IIA Palu untuk menjenguk Yahdi Basma, Rabu (22/3/2023).
Massa itu terdiri dari Bantaya, Pospera, Pena 98, Paguyuban Morowali Balut, Tolitoli, Buol dan mahasiswa.
Lokasi Rutan Maesa Kelas IIA Palu di Kelurahan Lolu Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Pantauan TribunPalu.com hanya 16 orang diizinkan masuk kedalam Rutan untuk menjenguk dan berbicara dengan Yahdi Basma.
Sebelum masuk, Semua handphone yang masuk Rutan dititip kepada penjaga dan hanya satu orang diperkenankan masuk membawa smartphone untuk dokumentasi.
Baca juga: 10 Personel Kawal Yahdi Basma di Kota Palu, Pakai Masker dan Kopiah Hitam
Kemudian pihak Rutan pun mengizinkan Yahdi Basma menyapa Massa namun hanya dari pintu besi Rutan bagian depan.
Pihak Rutan pun tidak mengizinkan siapapun untuk mengambil gambar dan video saat Yahdi Basma memotong kue bertuliskan "Kami Bersama Yahdi Basma ".
Di atas kue itu juga ada foto Yahdi Basma sebagai bentuk solidaritas.
Yahdi Basma nampak menggenakan baju koko berwarna biru dan kopiah berwarna hitam menyapa massa di depan Rutan.
Sementara itu Ketua Pospera Pusat Mustar Bona Ventura mengatakan, pihaknya akan menempuh upaya hukum terkait kasus yang menjerat Yahdi Basma.
"Hari ini kita datang menjenguk kakak Yahdi yang sudah sepekan ditahan di rutan maesa, tadi sempat ngobrol setengah jam kami ingin menyampaikan kalau Kakak Yahdi tidak sendirian. Pena1998 tetap akan mendukung apa yang diperjuangkan oleh Yahdi Basma," ujar Ketua Pospera Pusat Mustar Bona Ventura, Rabu (22/3/2023).
Mustar menuturkan, apa yang menjerat Yahdi Basma adalah arogansi kekuasaan.
"Sempat cerita soal kasus yang dialami Yahdi Basma kami simpulkan bahwa apa yang dialami Yahdi Basma ini adalah arogansi kekuasaan, ini betul-betul arogansi kekuasaan yang mengintervensi proses hukum yang ada di Sulawesi Tengah terkait apa yang disuarakan oleh Yahdi lewat kritik dan suaranya untuk melakukan kritik terhadap pemerintah daerah sulawesi tengah," kata Mustar.
"Proses hukum yang selalu diintervensi ini menurut saya sangat mengancam demokrasi dan ini tidak boleh dibiarkan dan peristiwa serupa yang dialami Yahdi Basma. Ini betul-betul merusak demokrasi kita, Pasal dan ayat yang didakwakan kepada Yahdi Basma betul-betul remeh temeh bukan sesuatu yang prinsip seperti Prinsip Demokrasi, bernegara tapi betul-betul arogansi kekuasaan saat itu yang tidak mau dikritik dan kritis sehingga inilah yang terjadi pada Yahdi Basma," tambah Mustar menambahkan.
Sambut HUT ke-47, Pemkot Palu Gandeng Yayasan Senyum Sulteng Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis |
![]() |
---|
Siswa SMA Negeri 1 Palu Diamankan Polisi, Ternyata Hasil Tes Narkoba Negatif |
![]() |
---|
Dosen Manajemen FEB Universitas Tadulako Gelar Pelatihan Kewirausahaan di Kota Palu |
![]() |
---|
Sosiolog Untad Nilai PETI di PT CPM Bermata Dua : Positif Dan Negatif |
![]() |
---|
Gegara Ditagih Utang Rp160 Ribu, Pria di Palu Tikam Warga Jl Hang Tuah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.