AGH Divonis 3,5 Tahun Penjara, Kuasa Hukum David Ozora Minta JPU Ajukan Banding
AGH (15) divonis 3,5 tahun penjara. Kuasa hukum David Ozora, Mellisa Anggraini, meminta jaksa penuntut umum (JPU) mengajukan upaya hukum banding.
TRIBUNPALU.COM - Terdakwa anak AGH (15) divonis 3,5 tahun penjara atas kasus penganiayaan David Ozora.
Kini kuasa hukum David Ozora, Mellisa Anggraini, meminta Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengajukan upaya hukum banding atas vonis AGH.
Ia berharap melalui proses hukum ini mampu memberikan keadilan terhadap David Ozora sebagai korban yang saat ini sudah 50 hari dirawat di RS dengan derita cedera otak berat.
"Kami meminta Jaksa Penuntut Umum melayangkan banding atas putusan ini," kata Mellisa Anggraini dalam keterangannya, Senin (10/4/2022).
Pihaknya menyayangkan keputusan hakim tersebut.
Pasalnya, berdasarkan UU terkait penganiayaan berencana AGH dihukum 6 tahun penjara.
"Namun sayang seribu sayang, hakim memberikan discon lagi dengan keringanan terkait usia pelaku anak, padahal pasal 81 UUSPPA sudah memberikan potongan 1/2 dari ancaman pidana," terang Mellisa.

Ia memaparkan, dalam sidang putusan perkara anak AG, hakim tunggal menyampaikan berbagai pertimbangan yang memperlihatkan seluruh unsur-unsur pasal 355 ayat 1 Jo 55 KUHP sudah terpenuhi secara sempurna.
Pelaku anak AGH ini dinyatakan bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana turut serta atas penganiayaan berat terencana terhadap anak korban David Ozora, sehingga tidak ada alasan pemaaf dan pembenar terhadap pelaku anak ini.
"Hakim juga menyampaikan dalam pertimbangannya bahwa pelaku anak terbukti berbohong terkait adanya pelecehan yang dilakukan anak korban," urai dia.
Meski demikian, pihaknya menghormati putusan hakim tunggal ini dalam membuat pertimbangan-pertimbangan yuridis dan faktual itu.
Dalam sidang vonis terdakwa anak AGH divonis tiga tahun enam bulan atau 3,5 penjara dalam kasus penganiayaan berencana terhadap David.
AG terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan penganiayaan berat dengan rencana terlebih dahulu sebagaimana dalam dakwaan primer.
"Menjatuhkan pidana terhadap anak dengan pidana penjara selama 3 tahun 6 bulan di LPKA," ujar hakim Sri.
Soal Permintaan Maaf AG, Kuasa Hukum David: Semua Orang Bisa, Perwujudannya Apa?
Kuasa hukum David Ozora (17), Mellisa Anggraini, menilai permintaan maaf AGH (15) hanyalah ucapan yang nihil arti.
Mellisa mengatakan, tak ada perbuatan yang ditunjukan AGH sebagai perwujudan permintaan maaf tersebut.
"Yang disampaikan anak AGH tentu ada permohonan maaf, penyesalan, tetapi dalam proses pemeriksaan di persidangan itu juga disampaikan dalam pertimbangan Hakim tadi, banyak sekali kebohongan yang disampaikan."
"Tak diwudjudkan dalam perbuatan, kata maaf itu kan perbuatan ya."
"Kalau kata-kata saja semua orang bisa mengucapkan maaf, tapi perwujudannya apa," kata Mellisa dalam Kompas Petang Kompas TV, Senin (10/4/2023).
Mellisa mengatakan, apa yang dilakukan AGH tak segaris dengan pengakuan penyesalannya.
AG, kata Mellisa, masih memberikan pernyataan tak jujur di dalam persidangan.
Termasuk soal dugaan pelecehan yang dilakukan David ke AG.
"Banyak sekali kebohongan dari anak AG, terutama tentang pelecahan dan lain sebagainnya itu yang difitnahkan ke anak korban, itu bukan perwujudan."
"Ketika dia menyesesali seharusnya dia membuka secara terang-terangan kenapa pelaku MDS (Mario Dandy Satriyo) itu getol melakukan penganiayaan anak korban," ujar Mellisa.
AGH Akui Menyesal
Sebelumnya, AGH dalam nota pembelaannya mengungkapkan penyesalannya, Kamis (6/4/2023).
Ia menangis saat menyampaikan pleidoinya dalam sidang.
"Memang di pembacaan pledoi tadi beliau menangis," ujar penasihat hukum AG, Mangatta Toding Allo saat ditemui awak media usai persidangan tertutup di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2023).
Tak hanya AG, penyesalan juga datang dari orang tuanya yang turut hadir mendampingi dalam persidangan.
Menurut Mangatta, orang tua AGH menyampaikan permohonan maaf saat membacakan pleidoi di hadapan hakim.
"Baik dari orangtua, kami dari PH juga turut prihatin dan meminta maaf terhadap keadaan yang menimpa anak David," katanya.
Divonis 3,5 Tahun
Majelis Hakim telah menjatuhkan vonis 3 tahun 6 bulan pada anak yang berkonflik dengan hukum AG.
AG terbukti secara sah menurut hukum turut serta dalam penganiayaan berat dengan terencana yang dilakukan Mario Dandy Satriyo (20).
Putusan tersebut dibacakan langsung oleh Hakim Tunggal Sidang Putusan Anak AG, Sri Wahyuni Batubara, Senin (10/4/2023).
"Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan penganiayaan berat dengan terencana terlebih dahulu."
"Menjatuhkan pidana terhadap anak dengan pidana penjara selama tiga tahan dan enam bulan di LPKA," kata Hakim, dikutip dari Breaking News Kompas TV.
Hakim membertimbangkan hal-hal yang memperberatkan dan meringankan dalam menyusun amar putusan.
Adapun, hal memberatkan, Majelis Hakim menilai perbuatan AGH bersama-sama dengan Mario Dandy dan Shane Lukas (19) menyebabkan luka berat terhadap David hingga saat ini.
"Anak korban hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit dan anak korban mengalami kerusakan otak berat," ujar hakim.
Kemudian untuk hal yang meringankan AG, adalah kondisi orang tua AGH yang menderita stroke dan kanker paru-paru.
"Anak mempunyai orang tua yang menderita stroke dan kanker paru-paru stadium 4," ujar Hakim Sri.
Selain itu, ada penyesalan dari mantan kekasih Mario Dandy atas peristiwa tersebut. Serta usia AGH yang masih belia.
"Masih bisa diharapkan untuk memperbaiki," kata Hakim.
(*/ TribunPalu.com / Tribunnews.com )
Dituntut 11 Tahun, Nikita Mirzani Malah Tertawa, Jamin Dirinya Bakal Divonis Bebas |
![]() |
---|
Sidang Tuntutan Menanti, Nikita Mirzani Ngaku Tak Takut: Saya Ikuti Saja Permainan JPU |
![]() |
---|
Mansur Latakka Datang Sukarela ke Pengadilan, Kuasa Hukum Kritik Berita Hoaks |
![]() |
---|
Kuasa Hukum: Mansyur Latakka Dilaporkan Atas Dugaan PETI PT Trio Kencana Di Parigi Moutong |
![]() |
---|
Aksi Jaksa Merekam Nikita di Sidang Dianggap Langgar Aturan dan Etika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.