Pilpres 2024

Anies Baswedan Sindir Kurikulum Pendidikan Indonesia Sering Diotak-atik: Proyek, Proyek, Proyek

Anies Baswedan, calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), mengeluarkan kritik terhadap sistem pendidikan di Indonesia.

KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari
Anies Baswedan. 

TRIBUNPALU.COM - Anies Baswedan, calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), mengeluarkan kritik terhadap sistem pendidikan di Indonesia yang dinilainya terlalu fokus pada perubahan buku pelajaran dan kurikulum.

Menurutnya, yang seharusnya diperbaiki adalah peran guru dalam sistem pendidikan.

Anies memberikan contoh tentang sejauh mana pengaruh seorang guru terhadap minat belajar siswa, dimana ketertarikan terhadap suatu mata pelajaran tidak hanya bergantung pada buku pelajaran, tetapi juga pada kemampuan guru dalam mengajar.

"Yang kita sering otak-atik itu bukunya, kurikulumnya. Proyek, proyek, proyek. Padahal setiap ditanya, 'suka pelajaran kenapa?' Guru," ujar Anies dalam acara 'Pemuda Bertanya, Anies Menjawab' yang diselenggarakan Garda Pemuda Nasdem, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: AHY Peringatkan Jangan Ada Menteri Berbisnis di Pemerintahan: Seperti Berburu di Kebun Binatang

"Ada enggak yang suka pelajaran karena bukunya? Jarang sekali," sambungnya.

Anies menjelaskan, seharusnya pemerintah berfokus kepada kualitas guru dan kepala sekolahnya.

Dia menekankan pemerintah harus menghadirkan guru-guru yang menyenangkan supaya para siswa bisa belajar dengan baik.

"Kalau ada anak-anak datang ke sekolah itu dengan berat hati, berada di sekolah berat, pulang sekolah senang hati, itu bermasalah. Tapi kalau datang dengan senang hati, di sekolah senang hati, pulang berat hati, itu bagus sekolahnya," tutur Anies.

Menurut eks Gubernur DKI Jakarta ini, kualitas guru sangat menentukan berhasil atau tidaknya sistem pendidikan.

Sementara itu, sebuah sekolah atau universitas turut harus dipimpin oleh kepala sekolah atau rektor yang berkualitas.

"Negara-negara yang pendidikannya maju hampir selalu kualitas gurunya baik," ucapnya.

Meski begitu, Anies mengingatkan guru juga harus ditopang hidupnya demi menjadi guru yang berkualitas.

Salah satu contohnya adalah para guru mendapat upah yang layak.

Jika kekurangan uang, guru akan menjadi tidak fokus karena mencari penghasilan lain.

"Kalau pendapatan dia hanya bisa untuk hidup 15 hari, ya 15 hari kemudian dia kesulitan. Jadi pendapatan dia harus cukup. Kesejahteraan guru harus baik. Sehingga dia bisa fokus pada ngajar. Kalau enggak, ngajar sambil les. Yang enggak ikut les nilainya jelek. Jadi siklus yang bermasalah," imbuh Anies.(*)

(TribunPalu.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved