Semesta Mencegah Stunting
BKKBN Sulteng Hadirkan Aplikasi Elsimil, Deteksi Potensi Stunting pada Calon Bayi
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Sulawesi Tengah telah merilis aplikasi inovatif bernama Aplikasi Elektronik Siap
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Jolinda Amoreka
TRIBUNPALU.COM, PALU - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Sulawesi Tengah telah merilis aplikasi inovatif bernama Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) untuk membantu mencegah stunting melalui upaya penanganan pada tahap awal melalui siap nikah.
Koordinator Manajemen Satuan Tugas (Satgas) Stunting BKKBN Sulteng, Try Nur Ekawati Lukman, menekankan pentingnya intervensi Stunting pada usia remaja, saat calon pengantin mulai bersiap untuk menjadi orang tua.
Ia mengakui bahwa tingginya angka pernikahan di usia dini berkontribusi pada risiko stunting pada anak-anak.
"Aplikasi Elsimil telah dikembangkan oleh BKKBN dengan tujuan mengawal kesehatan calon pengantin, serta mendeteksi potensi risiko stunting pada bayi yang akan lahir. Dalam aplikasi ini, calon pengantin perempuan harus mengisi data seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan kadar hemoglobin melalui pemeriksaan kesehatan di puskesmas, puskesmas pembantu, atau klinik swasta. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan tiga bulan sebelum pernikahan," jelas Try Nur Ekawati, Rabu (19/7/2023).
Baca juga: Kota Palu dan 12 Kabupaten se Sulteng Ciptakan Inovasi Penanggulangan Stunting, Berikut Daftarnya
Try Nur Ekawati menekankan pentingnya pengisian data hasil pemeriksaan ke dalam aplikasi Elsimil agar langkah-langkah pencegahan stunting dapat segera diambil.
"Selain itu, bagi calon pengantin yang berisiko tinggi, BKKBN akan menyediakan pendampingan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang terdiri atas bidan, kader KB, dan kader PKK di setiap desa, kabupaten, dan kota di Sulawesi Tengah. TPK akan memberikan edukasi serta membantu fasilitasi calon pengantin ke fasilitas kesehatan untuk memastikan kesehatan mereka ideal saat menikah, hamil, dan melahirkan," papar Try Nur Ekawati.
Setelah anak lahir, penting bagi orang tua untuk memperhatikan asupan gizi anak selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu periode usia 0-2 tahun, yang merupakan periode emas bagi perkembangan anak.
Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting di Sulawesi Tengah telah menurun menjadi 28,2 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 29,7 persen.
Dengan hadirnya aplikasi Elsimil dan dukungan Tim Pendamping Keluarga, diharapkan upaya mencegah dan menurunkan angka stunting di Sulawesi Tengah dapat semakin berhasil untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas di masa depan. (*)
Gerakan Peduli Keluarga Berisiko Stunting dan Mustahik Dimulai, Target 100 Bayi dan 100 Ibu Hamil |
![]() |
---|
RSUD Madani Palu Target Nol Persen Stunting di Desa Pasaku dan Luku Sigi |
![]() |
---|
BKKBN Sulteng: Semua Berpotensi Stunting, Sekalipun Keluarga Itu Mampu |
![]() |
---|
Pemkot Palu Buka Dapur Sehat Atasi Stunting di Kelurahan Watusampu |
![]() |
---|
Pemkab Sigi Genjot Program Penanganan Stunting dan Penanggulangan Kemiskinan Tahun Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.