Flu Babi di Sigi

Cega Wabah Flu Babi Afrika, Pemprov Sulteng Dorong Peternak Perketat Biosekuriti

Biosekuriti merupakan program yang dirancang untuk melindungi ternak dari bebagai serangan penyakit atau sebagai langkah awal dalam pengendalian wabah

Editor: mahyuddin
handover
Sedikitnya dua kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, positif Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Jolinda Amoreka 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Pemerintah Sulawesi Tengah meminta peternak untuk lebih memperketat penerapan Biosekuriti dengan menjaga kebersihan kandang babi dan mencegah penularan virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.

Biosekuriti merupakan program yang dirancang untuk melindungi ternak dari bebagai serangan penyakit atau sebagai langkah awal dalam pengendalian wabah penyakit. 

Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Sulteng Dandy Alfita menilai, kebersihan kandang dapat mencegah penularan Flu Babi Afrika.

"Para peternak perlu menjaga dan meningkatkan kebersihan kandang sebagai upaya mencegah penularan ASF," kata Dandy Alfita via Whatsapp kepada TribunPalu.com, Sabtu (22/7/2023).

Baca juga: Jono Oge Sigi Positif Flu Babi Afrika, Pemerintah Desa Sediakan Lahan Kuburan Massal Bangkai Babi

Dia menjelaskan, merutinkan penyemprotan disinfektan di kandang babi juga menjadi satu upaya mencegah virus mematikan ternak itu.

Selain itu, pemberian vitamin secara rutin untuk hewan ternak yang masih sehat juga perlu diperhatikan.

Dandy juga menyarankan agar peternak segera memisahkan ternak yang terindikasi sakit untuk mengurangi risiko penularan ASF, mengingat tingkat kematian ternak babi akibat ASF bisa mencapai 100 persen.

Dalam upaya mencegah penularan virus ASF, pemerintah telah mendistribusikan 2.000 serum konvalens ASF atau ScoVet ASF sebagai bantuan. 

Namun, bantuan itu masih terbatas dan tidak mencukupi untuk memenuhi seluruh permintaan para peternak di Sulawesi Tengah.

Pasalnya, jumlah serum yang terdistribusi merata ke setiap kabupaten terdampak dan berpotensi terdampak kasus ASF belum mencukupi.

Baca juga: Penyebab 701 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Terbanyak karena Sepsis hingga Infark Miokard Akut

"Kami telah mendistribusikan bantuan serum ASF, tapi itupun belum bisa memenuhi seluruh permintaan para peternak di Sulawesi Tengah karena jumlahnya terbatas," katanya.

Data dari Dinas Peternakan Sulteng menunjukkan bahwa kematian sebanyak 432 ternak babi di Kabupaten Sigi, 39 ternak mati di Kabupaten Morowali, 1.528 ternak babi mati, 11.462 ternak babi sakit, dan 16.576 dipotong paksa atau dijual di Kabupaten Parigi Moutong. 

Sementara itu, ada sebanyak 2.971 ternak babi yang mati di Kabupaten Poso.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved