Palu Hari Ini

Ampera Desak Pemerintah Evaluasi Aktivitas Pertambangan PT.CPM dan Macmahon

Koordinator Lapangan, Ahmad Assiddiq menyampaikan bahwa pihaknya berunjuk rasa membawa tiga tuntutan.

Penulis: Fadhila Amalia | Editor: Regina Goldie
FADHILA/TRIBUNPALU.COM
WARGA TOLAK TAMBANG - Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat (Ampera) mendesak Pemerintah Kota Palu maupun Provinsi Sulawesi Tengah untuk menutup dua perusahaan Tambang yang ada di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Selasa (4/2/2025). 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fadhila

TRIBUNPALU.COM, PALU - Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat (Ampera) mendesak Pemerintah Kota Palu maupun Provinsi Sulawesi Tengah untuk menutup dua perusahaan Tambang yang ada di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Selasa (4/2/2025).

Unjuk rasa itu bertempat di depan Kantor DPRD Sulteng, Jl Sam Ratulangi, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Koordinator Lapangan, Ahmad Assiddiq menyampaikan bahwa pihaknya berunjuk rasa membawa tiga tuntutan.

"Jadi isi tuntutan kita itu ada tiga, isu sentralnya yaitu mengusir PT CPM dari tanah tadulako dan PT Macmahon. Itu beralasan bahwasannya aktivitas mereka laksanakan sudah tidak pro lagi kepada rakyat," ucap Ahmad Assiddiq kepada TribunPalu.com.

Baca juga: Cara Cek Nama di DTKS Kemensos, Masyarakat Dapat Usulkan Diri untuk Bansos

Ahmad Assiddiq mengatakan pihaknya juga menuntut pemerintah Sulteng dan Kota Palu untuk mengevaluasi aktivitas pertambangan dilakukan oleh PT CPM dan Mac Mahon.

"Kita berbicara tentang memberhentikan apabila tidak bisa di evaluasi itu diberhentikan operasinya untuk sementara karena sudah banyak masyarakat yang merasakan," katanya.

Menurutnya, hal tersebut berdampak kepada masyarakat seperti kandungan merkuri menyerap ke bawah tanah dan aliran sungai karena pengendapan limbah yang dikelola.

"Dampaknya juga terkait bom blasting yang digunakan oleh PT. CPM dan Mac Mahon, hal ini memberikan rasa khawatir kepada karena di Kota Palu khususnya di Poboya itu dibawah tanahnya masih lingkaran sesar palu koro itu yang dikhawatirkan masyarakat Kota Palu," ujar Ahmad. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved