BPJS Kesehatan

Dibantu JKN, Suci Bersyukur Sang Anak dapat Jalani Terapi Wicara dan Okupasi Secara Gratis

Suci terdaftar sebagai peserta JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) yang didaftarkan oleh tempat kerja suaminya.

Editor: Lisna Ali
Handover
Program JKN - Suci merasa bersyukur berkat program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sang anak dapat jalani terapi Wicara dan Okupasi. 

TRIBUNPALU.COM - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus memberikan manfaat bagi masyarakat, termasuk dalam layanan terapi bagi anak-anak yang membutuhkan.

Suci (31), seorang ibu rumah tangga di Kota Palu, merasakan langsung manfaat program ini dalam mendukung tumbuh kembang anaknya yang berusia lima tahun melalui terapi wicara dan terapi okupasi.

Suci terdaftar sebagai peserta JKN dari segmen Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) yang didaftarkan oleh tempat kerja suaminya.

Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena dengan adanya BPJS Kesehatan, anaknya bisa mendapatkan terapi yang dibutuhkan tanpa kendala biaya.

"Anak saya menjalani terapi wicara setiap hari Selasa dan terapi okupasi setiap hari Jumat. Kami sudah menjalani terapi selama tiga minggu di Manggala, dan alhamdulillah ada perkembangan yang sangat baik. Saya bersyukur sekali karena bisa mendapatkan layanan ini tanpa harus memikirkan biaya tambahan yang besar," ujar Suci saat ditemui, Minggu (4/2/2025).

Suci menjelaskan bahwa sebelum mendapatkan layanan terapi, ia terlebih dahulu membawa anaknya ke Puskesmas Bulili untuk pemeriksaan awal.

Dari sana, anaknya kemudian dirujuk ke Manggala untuk menjalani terapi lanjutan.

Selama proses itu, ia merasa sangat terbantu dengan pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan.

"Pelayanan di Puskesmas Bulili sangat baik. Proses pemeriksaan berjalan lancar, dan kami langsung mendapatkan rujukan untuk terapi. Di Manggala pun kami mendapatkan layanan yang ramah dan profesional. Saya merasa sangat terbantu karena semuanya terjamin oleh BPJS Kesehatan," tambahnya.

Terapi wicara dan terapi okupasi memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan anak yang mengalami keterlambatan bicara atau kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Terapi wicara bertujuan untuk membantu anak mengoptimalkan koordinasi mulut dalam menghasilkan suara, membentuk kata-kata, dan meningkatkan pemahaman serta ekspresi bahasa.

Sementara itu, terapi okupasi berfokus pada pengembangan keterampilan anak dalam melakukan aktivitas mandiri, seperti makan, berpakaian, hingga bersosialisasi.

"Setelah beberapa sesi terapi, saya mulai melihat perubahan yang signifikan. Anak saya kini lebih mudah berkomunikasi, mulai bisa mengucapkan kata-kata dengan lebih jelas, dan lebih percaya diri dalam berinteraksi. Saya sangat bersyukur atas perkembangan ini dan akan terus mendampingi anak saya menjalani terapi sesuai anjuran dokter," ungkapnya dengan penuh haru.

Suci juga mengapresiasi tenaga medis dan terapis yang menangani anaknya dengan sabar dan penuh perhatian.

Menurutnya, proses terapi bukan hanya membantu anaknya dalam berbicara dan beraktivitas, tetapi juga memberikan pemahaman kepada dirinya sebagai orang tua tentang bagaimana cara terbaik mendukung perkembangan anak di rumah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved