Haji 2025

25 Jemaah Haji Dirawat Akibat Gangguan Tulang dan Sendi Karena Terdorong saat Tawaf

Banyak pula jemaah yang mengalami nyeri pada sendi serta pembengkakan kaki dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan haji kloter (TKHK).

|
Editor: Fadhila Amalia
HO/MEDIA CENTER HAJI/MCH 2025
JEMAAH HAJI - Kementerian Kesehatan melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mencatat lebih dari 79 persen Jemaah Haji Indonesia berkategori berisiko tinggi dengan kondisi utama kategori lanjut usia. 

TRIBUNPALU.COM - Kementerian Kesehatan melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mencatat lebih dari 79 persen Jemaah Haji Indonesia berkategori berisiko tinggi dengan kondisi utama kategori lanjut usia.

Data terakhir pada hari ke-28 pelaksanaan haji pada 29 Mei 2025 diketahui, dari 617 jemaah yang dirawat inap di RS Arab Saudi, 25 orang di antaranya karena permasalahan kesehatan sistem muskuloskeletal (tulang, otot, dan persendian).

Baca juga: Tenun Ikat Donggala Tampil di Jakarta Fashion Week, Kemenkum Sulteng: Bentuk Nyata Perlindungan KI

Seperti dislokasi, fraktur atau patah, bahkan fraktur dislokasi pada tangan dan kaki.

Banyak pula jemaah yang mengalami nyeri pada sendi serta pembengkakan kaki dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan haji kloter (TKHK).

Berbagai faktor dapat meningkatkan risiko cedera dan fraktur di kalangan jemaah.

Terutama bagi orang lanjut usia yang rentan disertai adanya kondisi pengeroposan tulang atau osteoporosis.

Baca juga: Pemilik Tambang Longsor di Cirebon Longsor Resmi Ditetapkan Jadi Tersangka

Kondisi ini dapat diperberat dengan kondisi morbiditas penyerta seperti gangguan penglihatan, keseimbangan serta faktor kelelahan.

 Penanggung Jawab Tim visitasi ke RS King Faisal, Yudha Mathan Sakti di RS King Abdul Azis, RS King Abdullah, RS Al Noor dan RS Saudi National-Abeer, Makkah mengungkapkan faktor risiko jemaah yang mengalami gangguan muskuloskeletal terjadi pada jemaah lansia. 

Para jemah lansia yang mengalami gangguan muskuloskeletal ini usai terjatuh, baik saat di Masjidil Haram saat tawaf (mengelilingi Kakbah) atau sai )berlri kecil) sebagai salah satu rangkaian ibadah umrah.

Selebihnya, ada yang terpeleset juga karena terjatuh usai turun dari bus.

“Kebanyakan jemaah yang mengalami cedera sistem muskuloskeletal berupa fraktur atau patah, dislokasi. Bahkan fraktur dislokasi adalah jemaah yang lansia dengan kondisi yang rentan jatuh. Beberapa terdorong dari belakang saat turun dari bis maupun saat melakukan tawaf, sai, ataupun terpeleset di kamar mandi yang licin,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, Yudha Mathan Sakti menjelaskan bahwa nyeri sendi dan pembengkakan kaki banyak terjadi di kalangan jemaah berisiko tinggi. 

Baca juga: Ini Daftar 17 Korban Meninggal Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon, 8 Orang Masih Pencarian

Dikarenakan aktivitas yang padat dengan berjalan kaki jauh bahkan beberapa diantaranya melakukan umrah berulang kali.

Ia pun menyampaikan beberapa penyebab umum yang dialami oleh jemaah sehingga mengalami permasalahan kesehatan tulang, di antaranya:

1. Kepadatan massa di area yang sangat ramai, terutama saat tawaf, sai, atau turun dari bis, sehingga meningkatkan risiko terdorong, terinjak, atau terjatuh.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved