Palu Hari Ini

Komnas HAM Desak Direktur RS Budi Agung Dicopot, Nilai Tak Kooperatif Tangani Kasus Viral IGD

Kepala Komnas HAM Sulteng, Livand Breemer, menilai direktur rumah sakit tidak kooperatif dan mengabaikan tanggung jawabnya dalam menyikapi kasus terse

|
Penulis: Robit Silmi | Editor: Fadhila Amalia
Robit/TribunPalu.com
Komnas HAM Perwakilan Sulawesi Tengah mendesak pencopotan Direktur RS Budi Agung Palu buntut dari insiden pelayanan di ruang IGD yang viral di media sosial.  

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Robit Silmi

TRIBUNPALU.COM, PALU – Komnas HAM Perwakilan Sulawesi Tengah mendesak pencopotan Direktur RS Budi Agung Palu buntut dari insiden pelayanan di ruang IGD yang viral di media sosial. 

Kepala Komnas HAM Sulteng, Livand Breemer, menilai direktur rumah sakit tidak kooperatif dan mengabaikan tanggung jawabnya dalam menyikapi kasus tersebut.

Baca juga: Komnas HAM Desak Direktur RS Budi Agung Dicopot, Nilai Tak Kooperatif Tangani Kasus Viral IGD

“Komnas HAM minta Direktur Rumah Sakit diganti. Apapun konsekuensinya, saya minta diganti,” tegas Livand kepada wartawan, Minggu (15/6/2025).

Menurut Livand, sejak kejadian yang dialami oleh Rian Rainaldy, orang tua pasien asal Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, pihak Komnas HAM sudah mencoba membangun komunikasi. 

Baca juga: Bupati Sigi Hadiri Launching Gema Masyarakat Kulawi Raya, di Desa Tompi Bugis

Namun hingga kini, Direktur RS Budi Agung tidak memberikan tanggapan apa pun.

"Walaupun ada dokter Lanang (Kabid Pelayanan RS Budi Agung) yang hadir, sampai detik ini direktur tidak memberikan respons terkait kasus ini,” ujarnyaa.

Komnas HAM menyoroti bahwa pelayanan rumah sakit tidak hanya menyangkut aspek medis, tetapi juga penghormatan terhadap hak asasi manusia, khususnya hak atas kesehatan dan pelayanan yang setara bagi semua.

“Bayangkan saya saja (Komnas HAM) tidak ditanggapi, apalagi masyarakat umum yang datang dalam kondisi terdesak,” tambahnya.

Baca juga: Cara Sholat Ashar di Rumah Sesuai Sunnah Nabi SAW

Pihak manajemen mengkonfirmasi bahwasannya direktur rumah sakit sementara di luar kota.

Tak hanya soal pimpinan, Komnas HAM juga menyayangkan sikap petugas pelayanan yang dinilai menyampaikan informasi secara sepotong-sepotong dan tidak empatik kepada keluarga pasien.

“Kesalahan di lapangan adalah cerminan dari pimpinan. Kalau atasannya tidak responsif, bagaimana bawahannya bisa melayani dengan benar?” tutur Livand.

Insiden yang terjadi pada 9 Juni 2025 itu sebelumnya viral di media sosial setelah Rian Reanaldy mengunggah rekaman perdebatan dengan perawat IGD pada 13 Juni, yang ia anggap tidak memberikan pelayanan dengan layak.

Baca juga: Petugas Belum Temukan Pelaku Ilegal Fishing di Perairan Parigi Moutong

Dalam mediasi yang difasilitasi Komnas HAM, RS Budi Agung telah menyampaikan permintaan maaf secara resmi. 

Namun, Komnas HAM menilai evaluasi tidak cukup hanya di level staf, tetapi juga menyentuh pucuk pimpinan.

"Kami minta tegas Direktur RS Budi Agung diganti,” tegas Livand menutup pernyataannya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved