Harga Minyak Naik ke Harga Tertinggi dalam 5 Bulan Terakhir, Dampak Serangan Amerika ke Iran?

Harga minyak melompat tinggi karena para pelaku pasar was-was Iran akan membalas serangan AS tersebut dengan menyerang infrastruktur energi

Editor: Imam Saputro
Pertamina
ILUSTRASI KILANG MINYAK - Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam lima bulan terakhir, dampak serangan Amerika ke Iran? 

TRIBUNPALU.COM - Harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam lima bulan terakhir, dampak serangan Amerika ke Iran?

Amerika Serikat diketahui menyerang 3 fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz dan Isfahan, Sabtu, 21 Juni 2025.

Harga minyak melompat tinggi karena para pelaku pasar was-was Iran akan membalas serangan AS tersebut dengan menyerang infrastruktur energi di kawasan Timur Tengah atau memblokade jalur laut di Selat Hormuz yang selama ini dikontrol oleh Iran.

Harga minyak mentah Brent yang selama ini menjadi patokan internasional, melonjak hingga 5,7 persen setelah pasar dibuka pada Minggu malam, tetapi kemudian kembali turun sekitar 3 persen dan diperdagangkan 79 dolar AS per barel.

Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik dengan margin yang sama menjadi 76,83 dolar per barel.

Iran mengekspor sekitar 2 juta barel minyak per hari, sementara sekitar 21 juta barel diekspor oleh  Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab melewati Selat Hormuz setiap harinya.

Pergerakan lebih lanjut dalam harga minyak minggu ini akan bergantung pada bagaimana republik Islam atau proksinya seperti Houthi memilih untuk membalas, kata para analis.

Ilustrasi harga minyak mentah grafik OK_
MELOMPAT TINGGI - Perbandingan perkembangan harga minyak mentah sejak Januari hingga Juni 2025 setelah Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran, Sabtu, 21 Juni 2025. Harga minyak Brent yang selama ini menjadi patokan internasional, melonjak hingga 5,7 persen setelah pasar dibuka pada Minggu malam, tetapi kemudian kembali turun sekitar 3 persen dan diperdagangkan 79 dolar AS per barel.

"Garis merah yang jelas telah dilewati," kata Jorge León, kepala analisis geopolitik di konsultan energi Rystad, yang mencatat serangan bom akhir pekan itu menandai pertama kalinya AS secara langsung menyerang wilayah Iran.

"Dalam skenario ekstrem di mana Iran merespons dengan serangan langsung atau menargetkan infrastruktur minyak regional, harga minyak akan melonjak tajam," katanya.

"Bahkan jika tidak ada pembalasan langsung, pasar cenderung memperhitungkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi".

Harga minyak telah naik sekitar 14 persen sejak Israel melancarkan serangan mendadak pertamanya terhadap Iran 10 hari lalu.

Harga minyak yang lebih tinggi kemungkinan akan berdampak pada pasar energi lainnya, seperti bensin, sesuatu yang dapat memicu lonjakan inflasi baru di seluruh dunia.

Masuknya AS ke dalam perang telah memperkenalkan "lapisan volatilitas baru ke pasar energi" yang membuat para pedagang menunggu "langkah Teheran selanjutnya," kata León.

Presiden AS Donald Trump bilang AS akan melakukan serangan lebih lanjut jika Teheran menolak paksaan berdama.

Iran sebelumnya telah berjanji membalas jika AS terlibat dalam perang Iran-Israel.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved