Cahaya Baru di Ujung Utara Sulawesi, Listrik Tenaga Surya PLN Terangi Pulau-Pulau di Sangihe

Pemerintah melalui PLN menghadirkan harapan baru untuk masyarakat dua pulau tersebut: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Handover
CAHAYA BARU DI UJUNG SULAWESI UTARA - Bupati Kepulauan Sangihe, Michael Thungari (kanan) secara simbolis menyalakan listrik di rumah Nur Mandak (kiri), salah satu warga Pulau Lipang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara pada Kamis (26/6). 

TRIBUNPALU.COM - Di ujung utara Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, dua pulau kecil Lipang dan Laotongan dahulu hanya mengenal malam sebagai gelap yang nyaris abadi.

Setiap senja tiba, aktivitas masyarakat harus berpacu dengan waktu. 

Sebab setelah matahari tenggelam, hanya lampu pelita dan genset yang berdengung beberapa jam sebagai satu-satunya sumber cahaya. 

Namun, angin perubahan kini berembus bersama angin laut.

Pemerintah melalui PLN menghadirkan harapan baru untuk masyarakat dua pulau tersebut: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Bukan sekadar membangun pembangkit, namun juga menghadirkan keberlanjutan dan kehidupan yang lebih baik.

Baca juga: PLN UP3 Tolitoli Kolaborasi Tanam 5.000 Pohon Mangrove untuk Lindungi Pesisir dari Abrasi

Dua pembangkit hijau yang dibangun di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara ini adalah PLTS Lipang dengan kapasitas 93 kilowatt peak (kWp) dan PLTS Laotongan dengan kapasitas 180 kWp.

Kedua pembangkit tersebut merupakan bagian dari 47 PLTS tersebar di 47 desa pada 11 provinsi yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis, (26/6).

Dengan akses yang hanya dapat dilalui menggunakan jalur laut selama 12 jam dari Kota Manado, tantangan geografis tak menyurutkan semangat PLN untuk memberikan akses energi kepada seluruh masyarakat di dua pulau tersebut.

Pada tahap awal, 180 rumah tangga di Pulau Lipang dan Pulau Laotongan telah menikmati listrik 24 jam.

Salah satunya adalah Nur Mandak, ibu tiga anak yang merupakan penduduk asli Pulau Lipang. Dirinya tak henti-hentinya meneteskan air mata bahagia saat pertama kali menyalakan lampu di rumahnya.

"Akhirnya kami bisa merasakan listrik untuk pertama kalinya di rumah kami. Sebelumnya, cahaya di sini berasal dari lampu botol sederhana dengan bahan bakar minyak tanah. Kini anak-anak bisa belajar hingga malam," ungkapnya.

Bukan hanya Nur Mandak, Alfret Salatang yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan, warga Pulau Laotongan juga menyampaikan rasa syukurnya karena listrik PLN telah masuk ke pulau yang berbatasan dengan Filipina.

Baca juga: Polisi Turunkan 7 Personel Amankan Massa di Kantor OMC Parigi Moutong Sulteng

Penuh haru ia mengungkapkan bahwa hadirnya listrik melalui PLTS ini dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarganya.

Menurut Alfret Salatang, adanya listrik kini semakin memudahkan dirinya dalam beraktivitas dan meningkatkan pendapatan nelayan di wilayah Kepulauan Sangihe.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved