Presiden Prabowo Usulkan South–South Economic Compact di KTT BRICS, Dorong Keadilan Ekonomi Global

Gagasan ini disampaikan dalam sesi pembahasan mengenai penguatan multilateralisme dan pembaruan sistem keuangan global, dua isu krusial.

Editor: Regina Goldie
Istimewa
KTT BRICS - Dalam momentum penting Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 yang digelar di Rio de Janeiro, Brasil, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengusulkan sebuah inisiatif strategis bertajuk South–South Economic Compact.  

Kondisi ini membuat negara berkembang semakin rentan terhadap gejolak ekonomi dan politik global, termasuk volatilitas pasar, krisis utang, dan ketimpangan dalam akses ke sumber daya strategis.

Oleh karena itu, usulan Indonesia mendorong pembentukan arsitektur baru yang lebih responsif terhadap kebutuhan Global South.

Arah Baru Diplomasi Ekonomi Indonesia

Inisiatif ini selaras dengan visi Presiden Prabowo dalam memperkuat diplomasi ekonomi yang berorientasi pada kerja sama yang adil dan setara.

Di tengah pergeseran geopolitik global, Indonesia berupaya memosisikan diri sebagai jembatan antara Utara dan Selatan, serta antara kekuatan besar dunia dan negara-negara berkembang.

“Indonesia ingin berperan aktif, bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai salah satu pengarah perubahan,” ujar Wamenlu.

“Kita tidak bisa terus bergantung pada arsitektur lama yang sudah tidak lagi memadai menghadapi tantangan zaman,” tambah Wamenlu.

Langkah Selanjutnya dan Harapan Indonesia

Meskipun baru merupakan usulan awal, South–South Economic Compact mendapat perhatian positif dari beberapa negara peserta KTT BRICS.

Dalam beberapa bulan mendatang, Indonesia akan melakukan pembahasan lanjutan secara bilateral maupun multilateral untuk merumuskan bentuk konkret dari inisiatif ini termasuk kemungkinan pembentukan sekretariat, platform digital perdagangan Selatan-Selatan, hingga mekanisme pembiayaan bersama.

Dengan semangat kolektif dan solidaritas global, Indonesia berharap agar inisiatif ini dapat menjadi tonggak awal bagi pembentukan ekosistem ekonomi baru yang lebih inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Sumber: Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved