Fenomena Aphelion

Penjelasan BMKG Terkait Cuaca Dingin, Apa itu Fenomena Aphelion?

Diketahui, cuaca dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau antara bulan Juli hingga September. 

Editor: Fadhila Amalia
Pixabay
FENOMENA APHELION - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait cuaca dingin akhir-akhir ini yang terjadi di Indonesia yang disebabkan Fenomena Aphelion. 

TRIBUNPALU.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait cuaca dingin akhir-akhir ini yang terjadi di Indonesia yang disebabkan Fenomena Aphelion.

Fenomena Aphelion merupakan kondisi saat bumi berada dalam titik terjauh dari Matahari.

BMKG menegaskan cuaca dingin yang terjadi belakangan ini tidak terkait dengan Aphelion.

Diketahui, cuaca dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau antara bulan Juli hingga September. 

Baca juga: BREAKINGNEWS: Puluhan Warga Huntap Balaroa Palu Tagih Sertifikat Hak Milik, Ancam Segel Kantor Lurah

Adapun penjelasan BMKG itu disampaikan BMKG melalui akun twitternya pada Kamis (6/7/2023) malam. 

Berikut penjelasan lengkap BMKG sebagaimana dikutip Tribunnews.com: 

1. Beredar pesan broadcast di media sosial bahwa cuaca dingin di Indonesia belakangan ini terjadi karena jarak bumi dengan matahari dalam titik terjauh saat periode revolusi atau Aphelion.

2. Dijelaskan bahwa saat berada di titik Fenomena Aphelion, cuaca di bumi akan cenderung lebih dingin dibanding periode lainnya.

3. Informasi tersebut tersebar dengan sangat cepat dan cukup meresahkan masyarakat. Sebenarnya fenomena Aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli.

4. Sementara itu kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena Aphelion. Saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi.

5. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.

Baca juga: 5 Film Tayang di Bioskop Palu Hari Ini Kamis 10 Juli 2025, Ini Sinopsis dan Jadwalnya

6. Fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September). Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau.

7. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari…

8. Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin,..

9. Sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin.

10. Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari.

11. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Baca juga: Bansos BPNT Ditebalkan Rp400 Ribu per KPM, Cair Juni-Juli 2025

12. Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari.

13. Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari.

14. Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.(*) 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved