Parigi Moutong Hari Ini

Percaya Dana OMC Bisa Cair, Kepala Kantor OMC Sausu Parimo Ngutang Rp300 Juta untuk Beli Mobil

Ia menegaskan, uang Rp1 miliar itu ditransfer oleh bos OMC, Miss Angelina, dan langsung dikirim ke Sukresni untuk operasional kantor.

Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Regina Goldie
HANDOVER
OMC - Kepala Kantor OMC Desa Sausu, Sukresni, disebut berutang hingga Rp300 juta ke koperasi dan bank untuk membeli sebuah mobil. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PALU – Kepala Kantor OMC Desa Sausu, Sukresni, disebut berutang hingga Rp300 juta ke koperasi dan bank untuk membeli sebuah mobil.

Pinjaman itu ia ambil karena yakin dana miliknya di platform OMC akan bisa ditarik pada hari Selasa sebelumnya.

Namun kenyataan berkata lain, aplikasi OMC justru tak dapat diakses dan seluruh proses penarikan gagal dilakukan.

Informasi ini disampaikan Ray Ali Sastra Wirawan, Kepala Kantor OMC Tindaki, melalui video klarifikasi di media sosial, Jumat (11/7/2025).

“Dia berani pinjam karena percaya uang di akun OMC bisa cair hari itu. Tapi ternyata sistem tidak bisa dibuka,” katanya.

Dia membantah isu yang menyebut mobil tersebut dibeli dari dana transfer Rp1 miliar yang masuk ke akunnya.

Ia menegaskan, uang Rp1 miliar itu ditransfer oleh bos OMC, Miss Angelina, dan langsung dikirim ke Sukresni untuk operasional kantor.

“Uang dari Ibu Angelina bukan untuk beli mobil. Itu digunakan belanja perlengkapan kantor dan sudah saya transfer ke Ibu Sukresni,” tegasnya.

Menurut Ray, Sukresni memesan berbagai barang logistik kantor sesuai arahan pimpinan OMC pusat.

Barang tersebut antara lain kulkas, lemari dan peralatan lain, yang dipesan melalui penyedia bernama Starkitchen.

Nilai total pesanan yang dilakukan atas nama OMC disebut mencapai Rp4 miliar, dan kini telah menumpuk tagihan.

Namun, akibat sistem OMC terkunci dan dana tidak bisa ditarik, pembayaran kepada pihak penyedia tidak bisa dilakukan.

Pihak Starkitchen disebut tidak ingin tahu soal alasan internal OMC, dan tetap menagih pembayaran penuh.

“Sekarang Ibu Sukresni ditekan. Uangnya tidak ada, tapi tetap ditagih karena barang sudah dikirim,” kata Ray.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved