Volume Sampah Palu

DLH Palu Luncurkan Hotline Aduan Sampah 24 Jam, Ini Nomornya

Inovasi Detektif Sampah memungkinkan masyarakat turut serta mengawasi pelanggaran kebersihan. 

Penulis: Zulfadli | Editor: Regina Goldie
ZULFADLI/TRIBUNPALU.COM
Hotline Aduan Sampah Palu - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu memberikan layanan aduan Sampah selama 24 jam. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli

TRIBUNPALU.COM, PALU - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu memberikan layanan aduan Sampah selama 24 jam.

Layanan aduan ini tersedia 24 jam melalui nomor WhatsApp: 0851-9151-2076. 

Hal ini berkaitan dengan program inovatif terbaru DLH Palu bernama Detektif Sampah.

Inovasi Detektif Sampah memungkinkan masyarakat turut serta mengawasi pelanggaran kebersihan. 

Warga yang melihat orang membuang Sampah sembarangan dapat memfoto dan mengirimkannya sebagai barang bukti ke hotline DLH Palu.

“Kalau tidak enak menegur langsung, cukup foto lalu kirim ke nomor aduan. Identitas pelapor dijamin aman. Ini langkah bersama untuk mendisiplinkan, bukan semata-mata menghukum,” tegas Sekretaris DLH Kota Palu, Ibnu Munzir.

Baca juga: DLH Palu Ingatkan Penilaian Adipura 2025, Warga Diminta Aktif Jaga Kebersihan

Warga diminta menyertakan foto Sampah, foto KTP pelapor, dan lokasi kejadian.

“Kalau sudah lapor tapi belum ditindak, silakan kirim ulang. Tim kami memantau pengaduan ini setiap saat,” tambah Ibnu Munzir.

DLH Palu mengingatkan tahun ini penilaian Adipura penghargaan bergengsi untuk kota terbersih di Indonesia sedang berlangsung. 

Penilaian dilakukan dalam dua tahap, yakni pemantauan dan penilaian akhir, yang akan dimulai pada bulan Agustus 2025.

“Kami berharap partisipasi masyarakat bisa meningkat, karena menjaga kebersihan kota bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama,” jelas Ibnu Munzir.

Baca juga: KPU Bahas Penataan Dapil dan Penambahan Kursi DPRD Banggai

DLH juga mengingatkan untuk memanfaatkan Aplikasi Pakagali untuk mempermudah pengecekan pembayaran retribusi Sampah.

Melalui aplikasi ini, warga cukup memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk mengetahui status pembayaran retribusi.

“Coba cek lewat aplikasi Pakagali. Masukkan NIK, nanti akan muncul data apakah retribusi sudah dibayar atau belum. Ini salah satu cara kami membangun sistem yang transparan,” ujar Ibnu Munzir.

DLH Palu mencatat bahwa Sampah yang dihasilkan di ibu kota Sulawesi Tengah setara dengan 150 hingga 200 ton Sampah setiap harinya.

Ibnu Munzir menyatakan bahwa volume Sampah yang begitu besar memerlukan penanganan yang lebih serius, terutama dalam hal armada pengangkut dan ketersediaan anggaran.

Baca juga: Kanwil Kemenkum Sulteng Tekankan Pentingnya Sinergi dengan Media

"Satu truk roda enam mampu mengangkut sekitar 3 ton, sedangkan truk kecil yang beroperasi di gang-gang sempit hanya dapat mengangkut 1 ton. Untuk mengangkut sekitar 150 ton Sampah setiap hari, setidaknya dibutuhkan 75 kendaraan yang beroperasi dua kali sehari," jelas Ibnu pada Rabu, (16/7/2025).

Namun, meskipun volume Sampah yang dihasilkan sangat besar, anggaran yang tersedia untuk pengelolaan Sampah jauh dari cukup. 

Kebutuhan ideal mencapai Rp80 miliar, sementara Pemkot Palu hanya bisa mengalokasikan sekitar Rp30 miliar.

Untuk mendukung pengelolaan Sampah, DLH mengandalkan sistem retribusi. Ibnu menjelaskan bahwa pada 2025, target penerimaan retribusi dipatok sebesar Rp15 miliar, dan hingga pertengahan tahun ini, sekitar Rp8 miliar telah berhasil dikumpulkan.

"Sayangnya, masih banyak warga yang membuang Sampah sembarangan dan enggan membayar retribusi. Padahal, biaya pengelolaan Sampah per ton bisa mencapai Rp1,3 juta," tuturnya. (*)
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved