OPINI
Belajar dari John F Kennedy
Negara yang pernah mengklaim diri sebagai mercusuar demokrasi kini lebih sering memamerkan kekuatan Militer, ekonomi, dan teknologinya.
Figur Prabowo Subianto, sebagai presiden terpilih, kini berada di posisi strategis untuk menunjukkan hal itu.
Sebagai sosok yang pernah diasosiasikan dengan kekuatan militer, Prabowo kini justru menunjukkan pendekatan yang lebih lembut, diplomatis, dan nasionalis-humanis dalam berbagai pidatonya.
Ia bicara soal perdamaian, kedaulatan, dan keadilan global, sebuah perubahan nada yang patut diperhatikan oleh dunia internasional.
Jika ia mampu menjaga komitmen pada prinsip etika dan kepemimpinan rasional, maka Indonesia bisa memainkan peran penting sebagai penyeimbang dalam dunia multipolar.
Seperti Kennedy, Prabowo pun punya kesempatan historis untuk membuktikan bahwa kekuatan bukanlah soal dominasi, melainkan soal keberanian menjaga akal sehat dan kemanusiaan dalam pengambilan keputusan.
Menghidupkan Warisan Kennedy
Ironisnya, warisan Kennedy justru lebih dihargai di luar Amerika ketimbang di dalam negerinya sendiri.
Banyak intelektual Amerika hari ini sibuk membedah teori geopolitik, tetapi lupa belajar dari satu praktik paling berhasil dalam sejarah mereka sendiri: mencegah perang dunia melalui keberanian moral dan kemanusiaan.
Jika Amerika Serikat ingin pulih dari krisis politik dan etikanya, dan jika dunia ingin menghindari kehancuran akibat ego para penguasa, maka kita semua, dari Washington hingga Jakarta, perlu menghidupkan kembali semangat Kennedy.
Karena pada akhirnya, dunia tidak akan diselamatkan oleh rudal, dolar, atau algoritma.
Dunia hanya akan diselamatkan oleh jiwa-jiwa pemimpin yang memilih akal sehat dan nurani, seperti pikiran dan praktik mengurus negara John F Kennedy.(*)
OPINI: Pohon Aren – Harta Terpendam dari Hutan Sulawesi |
![]() |
---|
Teruntuk Menteri Bahlil: Jangan Cuma Hadiri Musda Golkar, Tindak Juga Tambang Ilegal di Sulteng |
![]() |
---|
OPINI: Keikhlasan Guru, Cahaya di Tengah Bayang-Bayang Stigma |
![]() |
---|
OPINI: 80 Tahun Kemerdekaan: Saatnya Indonesia Berbenah Dari Dalam |
![]() |
---|
Perubahan Kebijakan RKAB dari Masa Berlaku 3 Tahun ke 1 Tahun: Kepastian Hukum dan Penyesuaian Pasar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.