Khutbah Jumat, 25 Juli 2025: Kembangkan Dakwah yang Mencerahkan

Khutbah Jumat adalah ceramah agama disampaikan khatib sebelum pelaksanaan salat Jumat.

Editor: Fadhila Amalia
Tribunmedan.com
KHUTBAH JUMAT - Khutbah merupakan bagian penting dari ibadah salat Jumat dan memiliki beberapa fungsi, seperti memberikan nasihat, bimbingan moral, dan pesan-pesan agama kepada jamaah 

Fenomena penganiayaan anak secara emosional ini sangat mengkhawatirkan, karena jika terus berulang akan menimbulkan childhood trauma dan berimbas pada perkembangan kepribadian dan cara pandang dunia anak. Tidak terbayangkan jika tunas generasi yang dibimbing untuk mengenal Tuhannya sejak dini justru akan menganggap rumah ibadahnya sebagai tempat yang mengancam, membahayakan dan harus dihindari.

Padahal, dalam Q.S. Luqman [31]: 13, Allah Swt merekam kisah Luqman yang sedang berbicara kepada anaknya dan menegaskan bahwa pengetahuan tentang agama serta praktiknya sangatlah penting diajarkan sejak dini.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَنُ لِابْنِهِ، وَهُوَ يَعِظُهُو يُبْنَى لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ.

"(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, "Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezalıman yang besar."

Baca juga: Akhirnya Jokowi Buka Suara Soal Pembimbing Skripsi, Tegaskan Bukan Kasmudjo

Hal semacam ini harus dihindari sebab ia akan menjadi penghalang bagi penanaman dan pengenalan akan nilai-nilai keagamaan yang hari ini sangat dibutuhkan oleh manusia modern. Perlu menciptakan kesadaran kolektif bagi setiap pihak yang terlibat dalam pengelolaan dan operasional rumah ibadah, terutama yang secara langsung akan berinteraksi dengan anak-anak. Mulai dari tingkat penyuluhan maupun sampai pembentukan kebijakan yang mendukung program masjid ramah anak.

Rumah ibadah seyogyanya menjadi pusat di mana konsep rahmatan lil ‘alamin itu diterapkan secara nyata. Lebih jauh, bahkan masjid di masa Rasulullah saw menjadi pusat peradaban Madinah. Bagaimana mungkin masjid bisa menempati poros utama dalam masyarakat Islam, jika masih ada tindakan diskriminatif terhadap anak-anak yang akan menjadi pengisi dan pemakmurnya di masa depan?

Hadirin jemaah yang mulia,
Menyambut baik wacana ekoteologi yang sedang digalakkan oleh Kementerian Agama, konsep masjid ramah anak dapat mengambil peran di dalamnya. Bagi setiap rumah ibadah Islam, mengajak anak-anak untuk mengenal nilai-nilai Islam dalam berinteraksi dengan lingkungan secara menyenangkan dapat menjadi strategi terkini yang bisa diterapkan. Dimulai dengan mengajarkan landasan normatif tentang etika Islam dalam relasi manusia dengan lingkungan dan berlanjut pada upaya menghabituasi perilaku paling sederhana dalam menjaga keberlangsungan lingkungan seperti memilah dan membuang sampah pada tempatnya.

Selain menunjukkan bahwa rumah ibadah memang tempat yang nyaman bagi anak-anak, rumah ibadah juga secara otomatis menjadi ruang pembelajaran yang punya andil signifikan terhadap pembentukan aspek kognitif maupun internalisasi norma-norma Islam dalam diri seorang anak. Dalam hal ini, masjid ramah anak merupakan elemen penting yang bisa disebut ujung tombak bagi penanggulangan krisis ekologis yang dimulai dengan membentuk paradigma yang melihat alam sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi manusia.

Sebagai penutup, mari kita renungi Q.S. Al-Baqarah [2]: 114:

وَمَنْ أَظْلَمُ مَن مَّنَعَ مَسْجِدَ اللهِ أَن يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِمَا أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَن يَدْخُلُوهَا إِلَّا خَائِفِينَ : لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْ ءَاخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ.
"Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang masjid-masjid Allah digunakan sebagai tempat berzikir di dalamnya dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya, kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehınaan di dunia dan mendapat azab yang berat di akhirat."

Suara anak-anak yang sedang bermain dan gerak langkah kakinya yang berlalu-lalang mengelilinginya adalah bentuk paling sederhana dari zikir yang mampu mereka lakukan. Jangan sampai diskriminasi verbal maupun tindakan aktual terhadap anak-anak yang menikmati kedekatannya dengan masjid justru membawa kita menjadi golongan yang disebut dalam ayat. Sebab tanpa adanya generasi penerus yang mengisi dan memakmurkannya, sekokoh apa pun suatu masjid itu tampak dari luarnya, sejatinya ia telah roboh dan kehilangan fungsinya.

Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا
 
Innal-hamda lillāhi, nahmaduhu wa nasta'īnu-hu wa nastaghfiruhu, wa na'ūdzu billāhi min syurūri anfusinā wa min sayyi'āti a'mālinā. Man yahdihillāhu fa lā mudhilla lah, wa man yudhlil fa lā hādiya lah.
Asyhadu allā ilāha illallāhu wahdahu lā syarīka lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasūluh. Shallallāhu 'alā nabiyyinā Muhammad wa 'alā ālihi wa ash-hābihi wa sallama taslīman katsīrā.

Baca juga: Harga Emas Jumat 25 Juli 2025, Emas Antam Turun Lagi, Cek Harga Emas Terbaru

Artinya: "Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, dan memohon ampun kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami dan dari kejahatan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved