Sulteng Hari Ini

Gubernur Sulteng Soroti Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Tapi Kemiskinan Belum Turun

Menurutnya, ekosistem industri belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat lokal.

Editor: Regina Goldie
Ro Adpim Setdaprov Sulteng
KEMISKINAN SULTENG - Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid menyoroti pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang tinggi belum secara signifikan berdampak terhadap penurunan angka kemiskinan.  

TRIBUNPALU.COM, PALU – Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid menyoroti pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang tinggi belum secara signifikan berdampak terhadap penurunan angka kemiskinan. 

Menurutnya, ekosistem industri belum sepenuhnya berpihak pada masyarakat lokal.

“Hanya sekitar 40 persen tenaga kerja di kawasan industri berasal dari Sulawesi Tengah. Sebagian besar uang yang beredar akhirnya dibelanjakan di luar daerah,” ujarnya.

Anwar Hafid menegaskan semangat kedaerahan menjadi penting dalam membangun ekonomi inklusif

“Saya bukan diskriminatif, tapi saya punya semangat kedaerahan. Mungkin saya belum bisa jadi negarawan, tapi saya harus jadi daerawan,” tegasnya.

Baca juga: Labkesmas Buol Hadir dengan 67 Alat Laboratorium Sesuai Standar Tier 2

Anwar Hafid menegaskan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif harus menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi daerah setelah era kejayaan nikel berakhir.

Hal itu ia sampaikan saat membuka Dialog dan Lokakarya Sulawesi Tengah 2025 bertajuk Berani Harmoni Wujudkan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah Berkelanjutan dan Inklusif yang digelar Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah di Swiss-Belhotel Palu, Selasa (5/8/2025).

“Kita tidak bisa terus bergantung pada nikel. Umurnya diperkirakan tinggal 10 tahun ke depan,” kata Anwar Hafid

Ia bersyukur kawasan industri Morowali kini berkembang menjadi industri global yang mengolah alumina hingga komoditas lainnya.

Baca juga: Pembangunan Labkesmas Buol Resmi Dimulai, Tingkatkan Layanan Kesehatan Masyarakat

Ia juga memaparkan ragam potensi pariwisata Sulawesi Tengah, seperti Pulau Togean, Danau Paisupok yang dijuluki danau terjernih di dunia, situs Megalitikum Lore, Danau Lindu, Danau Poso, Pulau Didiri, hingga Tanjung Karang.

“Kita punya semua, tinggal keberanian menjadikannya prioritas pembangunan,” tuturnya.

Dialog dan lokakarya ini dihadiri Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Rizky Handayani Mustafa, Direktur Musik Film dan Animasi Kemenparekraf Amin Abdullah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah Muhammad Irfan Sukarna, Kepala BI Sulteng 2024–2025 Rony Hartawan, Rektor Universitas Tadulako Amar, Ketua Senat Untad Djayani Nurdin, Ketua ISEI Palu Koordinator Sulteng Muzakir Tombolotutu, serta Wakil Dekan FEB Untad Suparman yang bertindak sebagai moderator. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved