10 Tokoh Dapat Gelar Pahlawan Nasional Hari Ini, Termasuk Soeharto

Presiden Prabowo Subianto akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh.

|
Editor: Lisna Ali
Kolase Sripoku.com
PAHLAWAN NASIONAL - Presiden Prabowo Subianto akan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh. 

Proses pengkajian nama-nama tersebut telah berlangsung panjang selama beberapa tahun terakhir.

“Kami melakukan pengkajian yang dikaji oleh tim (TP2GP). Hasilnya, hari ini saya teruskan kepada Pak Fadli Zon selaku Ketua Dewan Gelar. Ya tentu ini nanti selanjutnya akan dibahas sepenuhnya dan kita tunggu hasilnya secara bersama-sama,” kata Gus Ipul dalam pernyataannya di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Keputusan Tak Sepihak

Mensesneg Prasetyo Hadi mengungkapkan Presiden Prabowo tidak mengambil keputusan secara sepihak.

Presiden menerima berbagai masukan dari tokoh dan lembaga negara seperti Ketua MPR Ahmad Muzani.

“Tadi juga kemudian Bapak Presiden mendapatkan masukan dari Ketua MPR, kemudian juga dari Wakil Ketua DPR. Karena memang cara bekerja beliau, beliau menugaskan beberapa untuk berkomunikasi dengan para tokoh, mendapatkan masukan dari berbagai pihak sehingga diharapkan apa yang nanti diputuskan oleh Bapak Presiden itu sudah melalui berbagai masukan,” ujar Prasetyo.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad juga menjadi salah satu tokoh yang memberikan masukan kepada Presiden.

Penganugerahan ini mencerminkan sikap inklusif pemerintah dalam mengakui kontribusi lintas generasi bangsa.

Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan di Morowali, Wabup Imbau Generasi Muda Lanjutkan Semangat Juang

Kontroversi dan Penolakan Terhadap Soeharto

Meski demikian, keputusan memasukkan nama Soeharto sebagai salah satu penerima gelar menuai reaksi keras dari berbagai kalangan.

Lebih dari 500 aktivis dan akademisi sebelumnya telah menandatangani pernyataan penolakan terhadap rencana pemberian gelar tersebut. 

Mereka menilai masih banyak catatan kelam selama masa pemerintahan Orde Baru yang perlu dikaji secara mendalam sebelum negara memberikan penghargaan tertinggi tersebut.

Salah satu penolakan tegas datang dari KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan tokoh pesantren asal Rembang, Jawa Tengah. 

Dalam pernyataannya yang dikutip dari NU Online, Gus Mus menegaskan, “Saya ini orang yang paling tidak setuju kalau Soeharto dijadikan Pahlawan Nasional.”

Menurut Gus Mus, banyak peristiwa di masa Orde Baru yang menimbulkan penderitaan bagi kalangan pesantren dan warga Nahdlatul Ulama.

Ia menyebut banyak ulama dan kiai mengalami perlakuan tidak adil, bahkan sebagian menjadi korban kekerasan.

“Banyak kiai yang dimasukin sumur, papan nama NU tidak boleh dipasang, yang suruh pasang malah dirobohin oleh bupati-bupati. Adik saya sendiri, Kiai Adib Bisri, akhirnya keluar dari PNS karena dipaksa masuk Golkar,” ungkapnya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved